Subscribe

Minggu, 11 April 2010

CARA MUDAH MEMBANGUN JARINGAN LAN

CARA MUDAH MEMBANGUN JARINGAN LAN


Jaringan Komputer
Saat ini, banyak orang yang memiliki dua komputer atau lebih, terutama bila membeli komputer baru yang lebih canggih, sedangkan komputer lama masih bisa di pakai. Komputer bias berupa komputer desktop, laptop/notebook, dan Personal Digital Assistant (PDA).
Dua unit komputer dapat dihubungkan menjadi sebuah jaringan komputer. Komputer yang terhubung dengan jaringan akan memberikan manfaat yang lebih banyak. Yaitu Berbagi file antar komputer, berbagi perangkat keras, seperti printer atau CDRoom, bermain game multi-player, dan berbagi koneksi internet merupakan beberapa contoh mamfaat dari jaringan komputer.
Disini saya akan menjelaskan definisi jaringan komputer, perkembangan jaringan komputer, system operasi yang mendukung jaringan komputer, dan manfaat jaringan komputer.

I. Definisi Jaringan Komputer
1. Jaringan komputer adalah suatu system yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Komputer, printer, atau perangkat keras yang terhubung dengan jaringan dikenal dengan istilah node.
2. Jaringan komputer yang paling sederhana, terdiri dari dua buah node. Jaringan tersebut dapat disusun oleh hubungan dua bauh komputer atau perangkat keras.
II. Topologi Jaringan Komputer
1. Topologi adalah cara menghungkan sebuah komputer dengan komputer lainnya hingga membentuk sebuah jaringan. Topologi yang paling sederhana adalah topologi Point to Point. Topologi ini digunakan untuk menghubngkan dua buah titik pada suatu jaringan.
2. Topologi Line merupakan pengembangan dari Topologi Point to Point. Komputer yang telah terhubung dalam jaringan point to point di sambungkan kembali hingga membentuk susunan seperti sebuah garis.
3. Topologi Bus merupakan topologi dimana semua node dihubungkan melalui dua buah ujung. Pada kedua ujung kabel di pasang suatu perangkat yang berfungsi untuk mencegah hilangnya sinyal pada kabel. Perangkat tersebut dikenal dengan istilah Terminator.
Keuntungan penggunaan topologi ini adalah strukturnya yang sederhana dan membutuhkan sedikit kabel.
Kelemahan topologi ini adalah sulitnya mengisolasi kesalahan jaringan dan padatnya lalu-lintas data dalam jaringan. Jaringan dengan topologi ini membutuhkan repeater untuk jarak kabel yang jauh. Jika ada suatu node yang terputus, seluruh jaringan akan putus total.
4. Topologi Ring adalah suatu cara menghubungkan komputer sehingga membentu ring (lingkaran). Topologi Ring yang berupa lingkaran membuat data dikirim ke setiap node dalam jaringan. Informasi yang diterima oleh suatu node akan diperiksa terlebih dahulu, apakah data itu ditujukan untuk node tersebut atau bukan. Penggunaan topologi ini mampu menghemat penggunaan kabel. Kerugian penggunaan topologi Ring adalah peka kesalahan dan pengembangan jaringan lebih kaku.
5. Topologi Star merupakan topologi dimana semua node dihubungkan melalui suatu node secara terpusat. Titik pusat jaringan ini atau concentrator berupa suatu Hub atau Switch. Semua data yang ditransmisikan antar node dalam topologi star memberikan keuntungan berupa control yang terpusat pada satu titik. Perubahan atau gangguan pada suatu node tidak akan mengganggu kelancaran jaringan secara keseluruhan. Namaun kelemahan topologi ini ada pada titik pusat jaringan. Jika perangkat concentrator mengalami kerusakan, seluruh node dalam jaringn juga akan terganggu.

III. Jenis - Jenis jaringan Komputer
1. Local Area Network (LAN) merupakan jaringan yang bersifat pribadi atau lokal. Jaringan ini umumnya digunakan dalam lingkup yang kecil, seperti dalam suatu kantor atau kampus. Penggunaan jaringan LAN bertujuan untuk berbagi sumber daya (resource sharing) atau bertukar informasi.
2. Metropolitan Area Network (MAN) sesungguhnya merupakan jaringan komputer dengan ukuran menengah. Jaringan MAN seringkali tersusun oleh gabungan beberapa buah LAN di dalamnya. Jaringan MAN umumnya digunakan untuk menghubungkan jaringan LAN antar gedung atau kampus.
3. Wide Area Network (WAN) merupakan jaringan komputer dengan ukuran yang sangat besar. Jaringan WAN menghubungkan jaringan – jaringan MAN menjadi suatu jaringan besar dengan berbagai macam layanan didalamnya. Jarring WAN dapat mencakup wilayah geografis yang sangan luas, bahkan dapat menghubungkan jaringan komputer antar Negara. Jaringan Internet dapat dikatagorikan sebagai jaringan WAN.

IV. Mamfaat Penggunaan Jaringan Komputer
4. Resource sharing atau berbagi sumber daya. Komputer – komputer yang terhubung dalam jaringan dapat menggunakan sumber daya yang ada secara bersama-sama. Misalnya, berbagi file antar komputer, berbagi peripheral, seperti printer Atau CD-Room, bermain multiplayer game, bahkan berbagi koneksi internet.
5. Reliabilitas tinggi. Dengan jaringan komputer, data-data penting dapat disimpan dibeberapa computer yang terkoneksi dalam jaringan. Sehingga apabila ada komputer yang rusak maka salinan di komputer yang lain dapat digunakan.
6. Memperkecil Jarak. Jaringan komputer membuat seseorang yang berada ribuan kilometer dapat bercakap-cakap dan saling tukar-menukar data.

Perangkat Keras Jaringan
Instalansi jaringan komputer menuntut ketersediaan perangkat keras, seprti kartu jaringan, kabel jaringan, konektor RJ45, Ethernet Hub, Modem, dan Router. Kebutuhan akan perangkat ini tergantung dari desain dan fungsi jaringan komputer yang akan dibangun. Untuk mambangun jaringan komputer saja. Anda membutuhkan kartu jaringan, kabel, konektor RJ45 dan Ethernet Hub. Moden dan Router dibutuhkan jika jaringan komputer yang dibangun akan dihubungkan dengan internet atau dengan jaringan komputer yang berbeda.

I. Kartu Jaringan
1. Kartu Jaringan atau network card atau LAN Card merupakan perangkat yang berfungsi menghubungkan komputer melalui jaringan komputer. Teknologi yang digunakan pada kartu jaringan adalah teknologi Ethernet, sehingga perangkat ini juga disebut Ethernet Adapter. Kartu jaringan dipasang pada slot PCI atau ISA pada Motherboard.
2. Pada Komputer jinjing, seperti Laptop atau Notebook, tersedia kartu jaringan khusus. Kartu ini ditancapkan pada slot PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association).
II. Kabel Jaringan
1. Kabel jaringan berfungsi menghubungkan kartu jaringan yang ada di komputer dengan hub atau switch. Kabel jaringan juga bias menghubungkan dua buah komputer langsung tanpa perantara hub atau switch. Kabel jaringan yang digunakan adalah kabel telekomunikasi katagori 5 atau CAT5. kabel ini berisi 4 pasang kabel kecil yang saling melilit (twisted pair).
2. Kabel CAT5 pada umumnya tersedia tanpa pembungkus alumunium yang berfungsi sebagai pelindung sehingga disebut kabel Unshielded Twisted Pair atau UTP. Sebelum kabel ini anda gunakan, anda harus memasang konektor RJ45 pada ujung-ujung kabel ini. Kabel UTP digunakan pada jaringan 10BASE-T (10Mbps), 100BASE-TX (100Mbps), DAN 1000BASE-T (1000Mbps).

III. Konektor RJ-45
1. Konektor RJ-45 dipasang pada ujung-ujung kabel UTP. Konektor ini berfungsi untuk menghubungkan kabel UTP dengan kartu jaringan atau hub.


IV. Network Hub
1. Network Hub atau concentrator merupakan alat yang berfungsi menghubungkan beberapa jaringan menjadi satu sehingga terbentuk suatu jaringan. Data yang melalui perangkat ini akan dialirkan begitu saja tanpa adanya pengaturan sehingga rentan terhadap tabrakan data (data collision) dalam jaringan
2. Swich Hub merupakan Hub yang memiliki tekonologi yang lebih canggih. Switch hub tidak hanya menyambungkan kabel jaringan, namun juga bisa mengatur data yang mengalir didalamnya. Data akan dikirim ke computer yang di tuju, bukan disebar keseluruh jaringan sehingga penggunaan bandwidth pada jaringan lebih normal.
V. Modem
1. Modem (modulator demodulator) merupakan perangkat yang berfungsi mengirimkan dan menerima data yang dikirimkan melalui sinyal analog seperti jaringan telepon PSTN. Dengan penggunaan modem memungkinkan suatu komputer terkoneksi ke internet melalui jaringan telepon.
VI. Router
1. Router merupakan suatu perangkat yang mamiliki fungsi routing dan forwarding. Router digunakan untuk menghubungkan suatu jaringan komputer dengan jaringan komputer yang lain berdasarkan subnet masknya. Umumnya router di gunakan pada jaringan yang besar.

Instalansi Jaringan
Instalansi jaringan komputer dapat dimulai setelah semua persiapan selesai dilakukan seperti instalansi kartu jaringan, kabel jaringan Straight, Switch hub, serta pemasangan kabel jaringan.
I. Memasang Kartu Jaringan
1. Kartu jaringan PCI diinstalasi pada slot ekspansi apda motherboard.
2. Masukkan kartu jaringan secara tegak lurus kearah slot ekspansi.
II. Membuat Kabel Jaringan Straight
1. Kabel jaringan Straight digunakan untuk menghubungkan kartu jaringan dengan hub atau switch. Kabel jaringan Straight menggunakan kabel UTP CAT-5 dan konektor RJ-45.
2. pada kabel UTP CAT-5 terdapat empat pasang kabel yang saling melilit. Kabel-kabel tersebut di beri kode warna, yaitu hijau-putih, hijau, orange-putih, orange, coklat-putih, coklat, biru-putih, biru.
3. Ada dua standar urutan warna pada pengkabelan UTP CAT-5, yaitu T568A dan T568B. Pada Standar T568A terdiri dari susunan warna kabel: Orange-putih, Orange, Hijau-putih, Biru, Biru-putih, Hijau, Coklat-putih, Coklat.
Pada Standar T568B terdiri dari susunan warna kabel: Hijau-putih, Hijau, Orange-putih, Biru, Biru-putih, Orange, Coklat-putih dan Putih.
4. Kabel Straight disusun menggunakan standar yang sama pada kedua ujung kabelnya.
III. Memasang Kabel Jaringan ke Hub
1. Dengan kabel jaringan Straight Masukkan konektor RJ-45 pada ujung kabel ke dalam lubang port hub. Pilih lubang port yang pertama pada hub. Untuk mengetahui kabel terhubung, lampu indicator pada hub akan menyala.
2. pasanglah semua kabel yang akan digunakan pada jaringan komputer.
IV. Membuat Kabel Jaringan Cross
1. Kabel jaringan Cross di gunakan untuk menghubungkan jaringan secara Peer to Peer atau Point to Point. Kabel ini juga digunakan untuk menghubungkan dua buah hub atau switch. Kabel jaringan Cross merupakan kabel dengan susunan T568A pada salah satu ujungnya dan T568B di ujung yang lain.
2. Setelah di susun urutan kabelnya, Masukkan kebel ke dalam konektor RJ-45
V. Jaringan Komputer Peer to Peer (Point to Point)
1. Jaringan komputer Peer to Peer merupakan jaringan yang hanya menghubungkan dua buah titik saja (dua buah komputer)
2. Masukkan salah satu ujung kabel ke komputer 1 dan ujung satu lagi ke computer 2. dan sudah bisa digunakan (terhubung).

Konfigurasi Jaringan
Proses instalansi jaringan membutuhkan konfigurasi lebih lanjut. Konfigurasi yang dibutuhkan setiap komputer adalah pengalamatan komputer. System pengalamatan komputer umum digunakan adalah TCP/IP (Transmission Control Protocoll dan Internet Protocol). TCP/IP merupakan sekelompok aturan pada jaringan komputer agar komputer-komputer dalam jaringan mampu saling mengenali dan bertukar data.
TCP berfungsi mengirimkan dan menerima data, sedangkan IP berfungsi sebagai alamat atau identitas bagi komputer dalam jaringan.
Alamat IP dibuat dan dikelola oleh organisasi bernama Internet Assigned Numbers Authority (IANA) Organisasi ini kemudian membagikan alamat-alamat IP ke Internet Service Provider dan perusahaan besar.
Alamat IP di Indonesia dikelola oleh Asia Pacific Network Inter Change (APNIC).
I. Alamat IP (IP Address)
1. Ada 2 versi alamat IP yang digunakan saat ini, yaitu IP versi 4 (IPv4) dan IP versi 6 (IPv6). IPv4 memiliki panjang 32 bit dengan jumlah sekitar 4 milyar alamat IP. IPv4 terdiri dari 4 oktet, dimana setiap octet (dibatasi dengan titik) merupakan bilangan dengan angka maksimal 8 bit. Jika di desimalkan, angka yang diperbolehkan dakam tiap octet antara 0 hingga 255.
192 . 168 . 100 . 200
11000000 . 10101000 . 01100100 . 11001000
2. Komfigurasi pada jaringan komputer saat ini kebanyakan masih menggunakan IPv4. IPv4 dibagi menjadi beberapa kelas yaitu A, B, dan C. Masing-masing kelas memiliki perbedaan pada struktur Network ID dan Host ID-nya.
a. Network ID untuk kelas A merupakan oktet pertama, sedangkan tiga oktet berikutnya merupakan Host ID. Kelas ini diperuntukan jaringan komputer dengan jumlah yang sangat banyak.
1.0.0.1 hingga 126.255.255.254
b. IPv4 kelas B diperuntukan untuk jaringan komputer dengan jumlah yang tidak terlalu banyak. Network ID untuk kelas B merupakan bilangan oktet pertama dan kedua. Sedangkan dua oktet berikutnya merupakan Host ID.
128.0.0.1 hingga 191.255.255.254
c. IPv4 kelas C dialokasikan bagi jaringan komputer dengan jumlah yang sedikit. Network ID untuk kelas C terletak pada bilangan oktet pertama, kedua, dan ketiga. Oktet terakhir merupakan Host ID bagi IPv4 kelas C.
192.0.0.1 hingga 223.255.255.254

3. Pada jaringan komputer local atau LAN, digunakan IP Private atau IP local. Alamat IP ini bebas digunakan di jaringan komputer local manapun. Masing-masing kelas dalam IPv4 memiliki alokasi alamat IP Private.
IP PRIVATE KELAS A
10.0.0.1 hingga 10.255.255.254
IP PRIVATE KELAS B
172.16.0.1 hingga 172.31.255.254
IP PRIVATE KELAS C
192.168.0.1 hingga 192.168.255.254
4. Konfigurasi alamat IP pada suatu jaringan harus memperhatikan aturan Network ID dan Host ID. Misalnya jika anda memilih alamat IP Private kelas C dengan Network ID 192.168.1, maka seluruh komputer pada jaringan harus menggunakan ID 192.168.1. Sedangkan angka pada Host ID dapat anda pilih antara 1 sampai 154 dan tidak harus berurtan, namun tidak boleh menggunakan angka yang sama.


II. Konfigurasi TCP/IP
1. Pada Windows XP Professional, alamat IP dikonfigurasikan melalui menu Network Connection.
2. Pada menu Network Connection ditampilkan kartu jaringan yang sudah terinstalasi. Pilihlah kartu jaringan yang ditampilkan pada bagian LAN or High Speed Internet. Klik dua kali ikon Local Area Connection lalu pilih Properties untuk membuka alamat IP.
3. Pilihlah menu Internet Protocol (TCP/IP), lalu klik tombol Properties.
4. Pada jendela Internet Protocol (TCP/IP) Properties ditampilkan konfigurasi IP address (alamat IP), Subnet Mask, Default Gateway dan alamat DNS Server. Contoh pada konfigurasi diisikan IP address dengan alamat 192.168.1.10 serta Subnet Mask dengan alamat 255.255.255.0. Biarkan kolom Default gateway dan DNS server kosong karena untuk saat ini belum dibutuhkan. Klik Ok untuk menutup jendela ini, lalu klik Ok sekali lagi pada jendela Local Area Connection Properties

III. Penamaan Komputer dan Jaringan
1. Komputer yang terhubung dengan jaringan membutuhkan identitas tersendiri. Selain konfigurasi alamat IP, setiap computer harus memiliki nama computer yang bersifat unik. Misalnya kom 1, kom 2 dan seterusnya. Konfigurasi dapat diakses melalui System Properties pada Control Panel.
2. Klik tab Computer Name pada jendela System Properties tersebut menampilkan deskripsi computer dan nama jaringan yang digunakan. Anda dapat mengubah nama computer dan jaringan dengan menekan tobol Change.
3. Isikan nama computer pada kolom Computer Name. Isikan nama jaringan pada kolom Workgroup. Klik Ok untuk selesai.
4. Perubahan nama computer membutuhkan proses redtart sebelum dapat diaktifkan. Klik tombol Ok pada jendela System Properties untuk menutup konfigurasi ini.

IV. Cek Konfigurasi LAN
1. Setelah alamat IP selesai dikonfigurasikan, anda dapat memeriksanya melalui Command prompt. Jalankan menu Start > Run lalu ketikkan cmd lalu Ok.
2. di jendela Command prompt ketikkan perintah ipconfig, lalu tekanlah tombol Enter pada keyboard.
3. Pada jendela command prompt ditampilkan informasi tentang konfigurasi alamat IP, Subnet Mask, dan Default gateway. Periksalah alamat IP dan Subnet Mask yang ditampilkan.
4. Untuk memeriksa apakah computer sudah terhubung dengan computer lain. Ketikkan perintah ping dengan format ping ip-komputer-tujuan pada Command prompt. Sebagai contoh perintah yang diketikkan adalah ping 192.168.1.1.
5. Perintah ping akan mengirimkan paket data dalamukuran yang kecil ke computer dengan alamat IP 192.168.1.1. Jika computer terhubung akan ditampilkan respon berupa
“Reply from 192.168.1.1 : bytes=32 time=5ms TTL=64”. Semakin kecil waktu yang ditampilkan, semakin cepat data dikirmkan dalam jaringan. Langkah ini dapat di ulang untuk memeriksa computer lainnya.


Read More...

TOLAK PELURU

TOLAK PELURU


1. ATLETIK ( TOLAK PELURU )
Meskipun cabang olahraga ini termasuk event atau nomor lempar , akan tetapi istilah yang yang dipergunakan bukan lempar peluru tetapi tolak peluru. Hal ini sesuai dengan cara melepaskan peluru, ialah dengan cara mendorong atau penolak dan bukan melempar. Istilah bahasa inggrisnya dalah the short put.

A. Teknik Memegang dan Melempar peluru
Ada dua macam gaya yang sering digunakan pada tolak peluru yaitu;
1. gaya lama atau gaya ortodoks
2. gaya baru atau gaya O Brian

Cara memegang peluru ada tiga macam yaitu:
1. jari jari renggang. jari kelingking ditekuk berada disamping peluru,sehingga dapat
membantu untuk menahan supaya peluru tidak mudah tergeser dari tempatnya. Untuk menggunakan cara ini penolak harus memiliki jari jari yang kuat dan panjang.
2. jari jari agak rapat,ibu jari di samping,jari kelingking berada di samping belakang peluru. jari kelingking selain berfungsi untuk menahan jangan sampai peluru mudah bergeser,juga membantu menekan pada waktu peluru ditolakkan. cara ini lebih banyak dipakai oleh atlit.
3. bagi mereka yang tamgannya agak kecil dan jari jarinya pendek, dapat menggunakan cara ketiga ini, yaitu jari jari seperti pada cara kedua tetapi lebih renggang, kelingking di belakang peluru sehingga dapat ikut menolak peluru, ibu jari untuk menahan geseran ke samping, karena tangan pelempar kecil dan berjari jari pendek, peluru diletakkan pada seluruh lekuk tangan.


Cara menolak peluru
1. Pengenalan peluru.
- peluru dipegang dengan satu tangan dan dipindahkan ke tangan yang lain.
- peluru dipegang dengan tangan kanan dan diletakan di bahu dengan cara yang benar.
- peluru dipegang oleh tangan dengan sikap berdiri agak membungkuk,kemudian kedua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah belakang dan peluru digelindingkan ke depan.

2. sikap awal akan menolak peluru. mengatur posisi kaki, kaki kanan ditempatkan d muka batas belakang lingkaran, kaki kiri diletakkan disamping kiri selebar badan segaris dengan arah lemparan, bersamaan dengan ayunan kaki kiri,kaki kanan menolak ke arah lemparan dan mendarat ditengah lingkaran sewaktu kaki kanan mendarat badan dalam keadaan makin condong ke samping kanan,bahu kanan lebih rendah dari bahu kiri masih pada sikap semula.

3. cara menolakan peluru. dari sikap menolakkan peluru ini, tanpa saat berhenti dan harus diikuti dengan gerakan menolak peluru. jalannya dorongan atau tolakan pada peluru harus lurus satu garis,sudut lemparan kurang dari 40*.

4. sikap akhir setelah menolak peluru. sesudah menolak peluru,buat gerakan lompatan untuk menukar kaki kanan ke depan, bersama dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri ditarik ke belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk memelihara keseimbangan.

5. cara menolak peluru dengan awalan menyamping (ortodoks) .
6. cara menolak peluru dengan awalan membelakangi ( O Brian).





TOLAK PELURU

1. Gambar lapangan



2. Keterangan gambar
a. Garis tengah/diameter = 2,135 m
b. Garis perpanjangan = 0,50 m
c. Sudut lempar 400
d. Garis salah
e. Arah tolakan
f. Garis batas tolak
g. Daerah tolakan

3. Berat peluru
a. Untuk senior putra = 7.257 kg
b. Untuk senior putri = 4 kg
c. Untuk yunior putra = 5 kg
d. Untuk yunior putri = 3 kg

4. Gaya yang dipakai dalam tolak peluru
- Obrient : gaya membelakangi arah tolakan
- Ortodox : gaya menyamping

5. Teknik tolak peluru meliputi
a. Cara memegang
b. Awalan
- Gerakan
- Tolakan
- Sikap badan setelah menolak

6. Diskulifikasi
a. Dipangil selama 3 menit belum menolak
b. Peluru di taruh di belakang kepala
c. Tolakan jatuh di luar sektor lempar
d. Menginjak garis lingkar lapangan
e. Keluar lewat depan garis lingkar




Read More...

Jumat, 01 Januari 2010

Berpikir Ilmiah Masyarakat Kampus



Nama : SURYA HADIDI
E-mail : surya_hadidi@yahoo.com
Friendster : uya_so7@ymail.com
Facebook : uya_so7@ymail.com
NB : Wajib tinggalkan pesan di halaman paling bawah
About Me







BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita ketahui bersama, bahwa di era modern ini begitu banyak ditemukan penemuan-penemuan baru dalam ilmu pengetahuan. Penemuan-penemuan tersebut dapat kita rasakan hampir dalam segala bidang dan lingkungan di mana kita berada. Misalnya, keberadaan ilmu tekhnologi yang semakin hari semakin canggih.
Hasil penemuan baru tersebut tentunya melalui sejumlah proses yang memakan waktu yang relatif panjang. Hal ini (semakin pesatnya penemuan-penemuan baru) merupakan suatu yang tidak dapat terelakkan lagi, karena ia merupakan tuntutan dari keberadaan manusia itu sendiri, yakni keberadaan kebutuhan dan keinginan manusia yang semakin tinggi dan beragam.
Di dalam proses penemuan sains tersebut kita mengenal yang namanya metode ilmiah sebagai jalan untuk meraih hasil yang sesuai standard keIlmuan. Sains yang terus berkembang bisa dikatakan merupakan impac dari adanya revolusi industri yang terjadi di Eropa. Revolusi industri membawa perubahan besar dalam berbagai aspek. Corak-corak metodologis yang dikembangkan menyebabkan ilmu pengetahuan bersifat posivistik, deterministik, evolusionistik, sehingga segala sesuatu harus dijelaskan dengan metode kuantitatif dan eksperimental melalui observer.
Dewasa ini, ada kecendrungan-kalau tidak mau dikatakan sepenuhnya- para pemikir atau ilmuan berpersepsi bahwa metode ilmiah merupakan satu-satunya metode yang diterapkan dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Bahkan, ia juga dijadikan landasan atau sebagai asas dalam berpikir. Lebih dari itu, terjadi pensakralan terhadapnya.




B. Rumusan Masalah
1. Apakah metode berpikir ilmiah merupakan metode yang tepat digunakan hususnya masyarakat kampus?
2. Metode berpikir apa yang layak dijadikan sebagai basis dan landasan dalam berpikir

C. Tujuan dan Manfaat
Makalah ini bermaksud ingin mengkaji ulang apakah metode ilmiah layak untuk dijadikan sebagai basis (asas) dalam aktivitas berpikir atau tidak hususnya masyarakat kampus sehingga penulis diberi tugas membuat makalah yang berjudul “Berpikir Ilmiah merupakan Tuntutan Masyarakat Kampus” serta sejauh mana sebenarnya cakupan dari metode Ilmiah dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai ilmu pengetahuan sehinnga masyarakat kampus tidak salah lagi.














BAB II
PEMBAHASAN

1. MASYARAKAT KAMPUS
Masyarakat kampus adalah orang-orang atau kelompok yang berada dalam satu wilayah kampus, minimal mahasiswa dan dosen.
A. Peran Mahasiswa
Mahasiswa memang menjadi komunitas yang unik di mana dalam catatan sejarah perubahan selalu menjadi garda terdepan dan motor penggerak perubahan . Mahasiswa di kenal dengan jiwa patriotnya serta pengorbanan yang tulus tanpa pamrih . Namun hanya sedikit rakyat Indonesia yang dapat merasakan dan punya kesempatan memperoleh perndidikan hingga ke jenjang ini karena system perekomian di Indonesia yang kapitalis serta biaya pendidikan yang begitu mahal sehingga kemiskinan menjadi bagian hidup rakyat ini . Dalam tulisan ini penulis memetakan ada ada empat peran mahasiswa yang menjadi tugas dan tanggung jawab yang akan di pikul .

Mahasiswa sebagai kaum intelektual muda, kini tengah berada di persimpangan. Antara perjuangan idealisme dan pragmatisme. Jargon sebagai agent of change and social control, kini mulai pudar seiring dengan berjalannya waktu.

Namun peran mahasiswa sebagai agent of change and social control saat ini mulai pudar. Karakter pelopor perubahan1 yang seharusnya melekat pada diri mahasiswa mulai usang. Sedikit sekali peran nyata yang dapat dilakukan oleh mahasiswa. Sistem pendidikan yang hanya ingin menciptakan tenaga kerja siap pakai dan siap jual, yang hanya “menggiring” mahasiswa dengan how to know things (penalaran teoritis) daripada penguasaan aspek how to do things (keterampilan) menyebabkan munculnya pandangan-pandangan pragmatis di kalangan mahasiswa. Mahasiswa hanya mau tahu dengan apa yang sudah ada didepannya tanpa mau membuka kesadaran kritisnya dan tidak ingin melihat lebih dekat tentang apa yang sebenarnya terjadi di lingkungan sosialnya. Djaduk Ferianto (seorang seniman asal Yogyakarta) berpendapat sistem pendidikan saat ini seperti pabrik yang hanya mencetak kuantitas, bukan kualitas. Oleh karena itu banyak lulusan sarjana yang bekerja tidak sesuai dengan kompetensi atau jurusan yang diambil semasa kuliah.

Demikian halnya dengan Program Percepatan Kuliah (PPK) yang saat ini sedang digalakkan oleh perguruan tinggi. Efek negatif yang dapat timbul pada diri mahasiswa ialah IP minded atau lebih dikenal dengan istilah SO (Study Oriented). Mahasiswa terbuai dalam teori-teori kuliahnya serta harus berpikir bagaimana memecahkan teori atau soal untuk sekadar mengejar nilai A, tanpa mau memikirkan aplikasi yang dapat bermanfaat bagi lingkungan sosialnya. Terciptalah mahasiswa yang pandai berteori dengan penguasaan aplikasi yang tipis.

B. Peran Dosen
Apa peran dosen sebenarnya? Hal tersebut dapat ditelusuri dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu :
1. Pendidikan dan pengajaran
2. Penelitian
3. Pengabdian pada masyarakat
Jadi, selain mengajar mahasiswa, dosen harus terus mengembangkan ilmunya melalui penelitian, dan menerapkan hasil penelitian tersebut melalui pengabdian pada masyarakat. Berarti seorang dosen harus bertindak sebagai :
1. Pengajar.
Dosen bukan hanya menguasai materi, namun juga dapat mengajarkannya pada orang lain dengan metode yang baik. Menurut saya, dosen juga tidak hanya mengajarkan hal – hal keilmuan pada mahasiswa, namun juga sikap – sikap yang benar dalam menempuh kehidupan yang sementara ini.

2. Peneliti.
Dosen harus meneliti untuk mengembangkan keilmuannya. Bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga merupakan bentuk tanggung jawab terhadap pengembangan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Sikap haus belajar dan selalu ingin tahu sangat diperlukan dosen untuk maju dan berkembang. Di PT luar negeri, sudah lazim bahwa sebagian besar penelitian terbaru muncul dari kampus, bukan industri atau tempat lain.

3. Pelayan masyarakat.
Dosen tidak cukup hanya tinggal di “menara gading” PT, namun juga harus mau membumi dengan masyarakat yang membutuhkan bantuan. Sebagai tanggung jawab moral dan sosial terhadap masyarakat, dosen harus mau memberikan ilmu yang ia miliki untuk kepentingan orang banyak

2. Berpikir

A. Hakekat Berpikir
Dalam keseharian kita, ketika beraktivitas dalam lingkungan masing-masing, bisa dipastikan bahwa aktivitas tersebut tidak bisa lepas dari yang namanya berpikir. Hanya saja memang, tingkat daya pikir tersebut masing-masing berbeda pada setiap orang.
Berpikir bisa dikatakan merupakan suatu aktivitas yang sangat penting. Karena tanpanya, manusia akan berada dalam suasana yang gelap dan hampa. Manusia tidak akan mampu mengenal lingkungan tempat dia tinggal, siapa pencipta alam jagad raya ini, bahkan ia pun tidak akan mampu mengenal dirinya dan hakikat keberadaannya di dunia tanpa melalui sebuah aktivitas berpikir.
Berpikir juga bisa dikatakan suatu hal yang alamiah (fitrah atau natural) bagi setiap manusia yang sehat atau tidak gila- dikarenakan adanya unsur-unsur ciptaan yang telah diciptakan oleh Allah Swt.
Dalam proses berpikir, sejatinya melibatkan unsur-unsur tertentu, yakni:
a. Otak yang sehat
b. Panca indra
c. Informasi sebelumnya
d. Adanya fakta
Dari empat unsur di atas dapat kita rangkai sebuah definisi sebagai berikut: Pemindahan penginderaan terhadap fakta melalui panca indera ke dalam otak yang disertai adanya informasi-informasi terdahulu yang akan digunakan untuk menafsirkan fakta tersebut. Definisi ini sekaligus juga merupakan definisi bagi akal, pemikiran, proses berpikir.

B. Berpikir Ilmiah

1. Pengertian berpikir Ilmiah
Berpikir ilmiah yaitu berpikir menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, mengembangkan secara ilmu pengetahuan sesuai prinsip logis dan penjelasan kebenaran.

2. Metode Berpikir Ilmiah
Istilah dari Metode berpikir ilmiah ini sebenarnya dipinjam dari tulisannya Taqiyuddin an-Nabhani dalam bukunya at-Tafkir. Ia menyebut metode ilmiah dengan metode berpikir ilmiah
Dalam kamus besar bahasa Indonesia di sebutkan, bahwa metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan, dsb) atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Peter R. Senn mengatakan, metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Dan metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut.
Dari dua macam pendapat di atas dapat kita padukan menjadi; metode adalah suatu cara yang sistematis untuk mencapai dan mengetahui maksud atau tujuan yang telah ditentukan yang dengannya tujuan tersebut dapat dicapai dengan mudah..
Penelitian sebagai suatu rangkaian aktivitas mengandung prosedur tertentu, yakni serangkaian cara dan langkah tertib yang mewujudkan pola tetap. Rangkaian cara dan langkah ini dalam dunia ke ilmuan disebut metode. Dan untuk menegaskan bidang ke ilmuan itu seringkali dipakai istilah metode ilmiah (scientific method).
Dictionary of Behavioral Science memberikan definisi metode ilmiah dengan “Tekhnik-tekhnik dan prosedur-prosedur pengamatan dan percobaan yang menyelidiki alam yang dipergunakan oleh ilmuawan-ilmuwan untuk mengolah fakta-fakta, data, dan penafsirannya sesuai dengan asas-asas dan aturan-aturan tertentu.
Arturo Rosenblueth mengatakan Metode ilmiah adalah suatu prosedur dan ukuran yang dipakai oleh ilmuwan-ilmuwan dalam penyusunan dan pengembangan cabang pengetahuan khusus mereka.
Selanjutnya, James B. Conant memberikan rumusan metode ilmiah menjadi delapan langkah, yakni sebagai berikut:
a. Kenali bahwa suatu situasi yang tak menentu ada. Ini merupakan suatu situasi bertentangann atau kabur yang mengharuskan penyelidikan.
b. Nyatakan masalah itu dalam istilah spesifik
c. Rumuskan suatu hipotesis kerja
d. Rancang suatu metode penyelidikan yang terkendalikan dengan jalan pengamatan atau dengan jalan percobaan ataupun kedua-duanya.
e. Kumpulkan dan catat bahan pembuktian atau data kasar.
f. Alihkan data kasar ini menjadi suatu pernyataan yang mempunyai makna dan kepentingan.
g. Tibalah pada suatu penegasan yang tampak dapat dipertanggungjawabkan. Kalau penegasan itu betul, ramalan-ramalan dapat dibuat darinya.
h. Satu padukan penegasan yang dapat dipertanggungjawabkan itu, kalau terbukti merupakan pengetahuan baru dalam ilmu, dengan kumpulan pengetahuan yang telah mapan.

c. Kelemahan-kelemahan dari Metode Berpikir Ilmiah
Kelemahan metode ilmiah dapat kita lihat dari segi cakupan atau jangkauan dari kajiannya, asumsi yang melandasinya, dan kesimpulannya bersifat relatif. Dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Metode ilmiah tidak dapat digunakan kecuali pada pengkajian objek-objek material yang dapat di indera. Metode ini khusus untuk ilmu-ilmu eksperimental. Ia dilakukan dengan cara memperlakukan materi (objek) dalam kondisi-kondisi dan faktor-faktor baru yang bukan kondisi dari faktor yang asli. Dan melakukan pengamatan terhadap materi tersebut serta berbagai kondisi dan faktornya yang ada, baik yang alami maupun yangtelah mengalami perlakuan. Dari proses terhadap materi ini, kemudian ditarik suatu kesimpulan berupa fakta materialyang dapat diindera.

b. Metode ilmiah mengasumsikan adanya penghapusan seluruh informasi sebelumnya tentang objek yang akan dikaji, dan mengabaikan keberadaannya. Kemudian memulai pengamatan dan percobaan atas materi. Ini dikarenakan metode ini mengharuskan kita untuk menghapuskan diri dari setiap opini dan keyakinan si peneliti mengenai subjek kajian. Setelah melakukan pengamatan dan percobaan, maka selanjutnya adalah melakukan komparasi dan pemeriksaan yang teliti, dan akhirnya merumuskan kesimpulan bersarkan sejumlah premis-premis ilmiah.

c. Kesimpulan yang didapat ini adalah bersifat spekulatif atau tidak pasti (dugaan).
Kelemahan-kelemahan yang ada pada metode ilmiah ini juga diungkapkan dalam literatur lain. Dikatakan, bahwa pertama-tama ilmu menyadari bahwa masalah yang dihadapinya adalah masalah yang bersifat konkrit yang terdapat dalam dunia fisik yang nyata. Secara ontologi, ilmu membatasi dirinya pada pengkajian yang berada pada ruang lingkup pengalaman manusia. Hal inilah yang memisahkan antara ilmu dan agama…perbedaan antara lingkup permasalahan yang dihadapinya juga menyebabkan berbedanya metode dalam memecahkan masalah tersebut.
Dikatakan pula, proses pengujian ini tidak sama dengan pengujian ilmiah yang berdasarkan kepada tangkapan pancaindra, sebab pengujian kebenaran agama harus dilakukan oleh seluruh aspek kemanusiaan kita seperti penalaran, perasaan, intuisi, imajinasi di samping pengalaman. Metode ilmiah tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tidak termasuk ke dalam kelompok ilmu…demikian juga halnya dengan bidang sastra yang termasuk dalam humaniora yang jelas tidak mempergunakan metode ilmiah dalam penyusunan tubuh pengetahuaannya.
Muhammad Abdurrahman dalam bukunya at-Tafkeer juga mengatakan hal senada dengan yang telah disebutkan di atas. Ia mengatakan, bahwa metode ilmiah tidak bisa diterapkan pada ilmu yang termasuk dalam humaniora, hal ini dikarenakan bidang-bidang yang termasuk ke dalam humaniora tidak membahas perkara-perkara fisik yang dapat diukur dan diujicobakan. Meskipun demikian, beberapa aspek pengetahuan tersebut dapat menerapkan metode ilmiah dalam pengkajiaannya, misalnya saja aspek pengajaran bahasa sastra dan metematika. Dalam hal ini masalah tersebut dapat dimasukkan ke dalam disiplin ilmu pendidikan yang mengkaji secara ilmiah berbagai aspek proses belajar-mengajar.

C. Metode Berpikir Rasional; Asas Dalam Berpikir
Metode rasional adalah metode tertentu dalam pengkajian yang ditempuh untuk mengetahui realitas suatu yang dikaji, dengan jalan memindahkan penginderaan terhadap fakta melalui panca indera ke dalam otak, disertai dengan adanya sejumlah informasi terdahulu yang akan digunakan untuk menafsirkan fakta tersebut, selanjutnya, otak akan memberikan penilaian terhadap fakta tersebut. Penilaian ini adalah pemikiran atau kesadaran rasional.
Tidak sebagaimana halnya metode ilmiah, metode rasional dapat diterapkan pada objek-objek material yang dapat diindera, namun, juga dapat diterapkan pada objek non material atau yang dikenal dengan namanya humaniora dan pemikiran-pemikiran. Metode berpikir rasional adalah suatu proses berpikir tentang realitas atau masalah yang dihadapi sebagaimana adanya.
Metode rasional indentik dengan definisi dari akal itu sendiri. Dengan menggunakan metode ini, manusia akan mencapai sebuah kesadaran tentang hal apa pun. Metode ini merupakan saatu-satunya metode berpikir. Adapun metode ilmiah (scientific method) dan yang disebut dengan metode logika (logical method) adalah merupakan cabang dari meode rasional atau merupakan salah satu cara yang dituntut dalam pengkajian sesuatu.
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Penggunaan Metode Rasional
Dalam menggunakan metode berpikir rasional ada beberapa hal yang patut untuk kita perhatikan, yakni:
a. Dalam pendefinisian metode rasional harus membedakan antara opini (pendapat) terdahulu tentang sesuatu dengan informasi terdahulu tentang sesuatu atau tentang apa yang berkaitan dengan sesuatu itu. Yang ada pada metode rasional haruslah informasi terdahulu bukan opini terdahulu atau pendapat. Opini terdahulu tidak boleh masuk dalam aktivitas berpikir, apabila ini terjadi -yakni adanya informasi terdahulu dalam berpikir- maka akan mengakibatkan kekeliruan dalam memahami sesuatu.

b. Kesimpulan (konklusi) yang telah dihasilkan dari metode berpikir rasional harus dilihat terlebih dahulu berkenaan dengan penilaian terhadap objek yang menjadi penilaian. Jika kesimpulan tersebut adalah hasil dari penilaian atas keberadaan (ekisistensi) sesuatu, maka kesimpulannya adalah bersifat pasti (definite).
Adapun, jika kesimpulan terebut adalah hasil dari penilaian atas realitas (al-Haqiqah) dari sesuatu, atau sifat (karakteristik) dari sesuatu, maka kesimpulan tersebut bersifat dugaan, yang mengandung kemungkinan salah. Akan tetapi, kesimpulan yang ada tetap merupakan pemikiran yang tepat hingga terbukti kesalahannya.

BAB III
PENUTUP
Berdasarkan paparan penulis di atas maka, dapat kita simpulkan bahwa metode berpikir ilmiah tidaklah layak untuk dijadikan sebagai asas bagi metode berpikir terlebih-lebih dikalangan intelektual. Hal ini disebabkan, ia hanya dapat diterapkan pada objek-objek material yang dapat di indera, dan kesimpulan yang dihasilkan darinya tidaklah bersifat pasti. Dengan kata lain, metode ilmiah hanya dapat diterapkan pada ilmu yang sifatnya adalah eksperimental atau non-humaniora.
Metode berpikir ilmiah dianut dan dikembangkan oleh orang-orang Barat setelah mereka menyadari pengaruhnya terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Namun kemudian, penggunaan dari metode ini mengalami perluasan diterapkan pada hal-hal yang tidak bisa menggunakan metode ini. Akibatnya, terjadi pencampuradukan antara science dan bidang pengetahuan yang bukan termasuk science yang notabenenya tidak dapat menggunakan metode yang sama.
Adapun metode berpikir yang layak untuk dijadikan sebagai asas dalam metode berpikir adalah metode berpikir rasional. Metode berpikir inilah kiranya yang harus menjadi metode berpikir setiap manusia terlebih-lebih kaum muslimin.









DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahma, M. 2005. Membangun Pemikiran yang Cemerlang. Pustaka Thoriqul Izzah. Bogor.
Annabhani, Taqiyuddin. 2006. Hakikat Berpikir. Pustaka Thoriqul Izzah. Bogor
Annabhani, Taqiyuddin. 2008. Peraturan Hidup dalam Islam.HTI-Press. Jakarta
Bakhtiar, Amsal. 2004. Filsafat Ilmu. Raja Grafindo Parsuda. Jakarta
Jujun, Sumantri Surya. 1999. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Pustaka Sinar Harapan.Jakarta.
Mustasyir, Rizal. 2007. Filsafat Ilmu. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Surajiyo. 2007. Ilmu Filsafat. Bumi Angkasa. Jakarta
__________. 2005. KBBI. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
http://dwiarianto.blogspot.com/2006/03/reorientasi-peran-mahasiswa.html
http://ikhwahmuda.wordpress.com/2007/04/01/peran-mahasiswa-sebagai-kekuatan-moral/
http://jurnal-ekonomi.org/2007/09/17/mengaji-ulang-metode-ilmiah-sebagai-asas-dalam-berpikir/
http://uripsantoso.wordpress.com/2008/08/23/cara-berpikir-cerdik-kritis-dan-ilmiah/
http://belajardikampus.wordpress.com/2009/03/04/peran-dosen-dalam-pengajaran-penelitian-dan-pengabdian-pada-masyarakat/






Read More...

Analisis Puisi2



Nama : SURYA HADIDI
E-mail : surya_hadidi@yahoo.com
Friendster : uya_so7@ymail.com
Facebook : uya_so7@ymail.com
NB : Wajib tinggalkan pesan di halaman paling bawah
About Me





LAMPIRAN PUISI “ BULAN LUKA PARAH” KARYA
HUSNI DJAMALUDIN

Bulan Luka Parah
bulan luka parah
karena laut kehilangan ombak
bulan luka parah
karena ombak kehilangan laut
bulan luka parah
darahnya tumpah
ke dalam laut
yang kehilangan ombak
bulan luka parah
darahnya tumpah
jadi ombak
yang kehilangan lau


Tentang pengarang
Penulis ini dilahirkan di Tinambung, Mandar (Sulawesi Utara), tanggal 10 November 1943. Walaupun menulis puisi dilakukannya sejak SMP, tetapi ia mulai serius menulis puisi ketika berusia 35 tahun. Ia jiga aktif dalam kewartawanan. Ia pernah menjadi sekrtaris PWI cabang Makassar. Husni Djamaludin tercatat sebagai seorang pendiri Dewan Kesenian Makasar dan menjabat sebagai Wakil Ketua Kesenian Makassar. Tahin 1981 mengikuti Asian Writers Converence yang diselenggarakan oleh PEN Internasional di Manila, Filipina.
Kumpulan sajaknya, puisi akhir tahun (1969), Obsesi (1970), Kau dan Aku (1973), Anu (1974), Toraja (1979), dan Bulan Buka Parah (1986), dan Berenang-renang Ketepian (1987). Sajak-sajaknya yang lain dimuat dalam Sajak-sajak Dari Makasar(kumpulan sajak bersama Rahmat Arge dan lain-lain, (1974) dan puisi ASEAN (Buku III, 1978).








Analisis puisi “ BULAN LUKA PARAH” KARYA
HUSNI DJAMALUDIN

1. Diksi yang Eksotis
Analisis stilistika dalam puisi ”Bulan Luka Parah” memperlihatkan pemilihan kata kiasan alam yang eksotis. Hal ini merupakan bukti kontemplasi penyair terhadap alam sekitarnya yang bersentuhan dengan kreatif dan imaji penyair. Penggunaaan kata-kata kiasan alam cukup efektif dan efisien untuk memberikan imaji atau pembayangan yang timbul terhadap puisi, karena juga dilengkapi pemakaian simbol atau perlambang yang dinyatakan dengan bahasa kiasan; metafora, personifikasi, dll sehingga menimbulkan puisi yang lebih berjiwa dan hidup.
Diksi yang membangun puisi ”bulan Luka Parah” sebagian besar merupakan bahasa-bahasa kiasan, sehingga sangat sulit sekali dipahami maknanya. Inilah yang menjadi sisi menarik dari puisi ini walaupun terkesan membingungkan dan semuanya merupakan bahasa kias, tetapi pembaca diajak untuk menjelajah alam untuk menemukan amanat dari puisi ini.
Bulan Luka Parah
bulan luka parah
karena laut kehilangan ombak
bulan luka parah
karena ombak kehilangan laut
bulan luka parah
darahnya tumpah
ke dalam laut
yang kehilangan ombak
bulan luka parah
darahnya tumpah
jadi ombak
yang kehilangan laut
Dalam upaya untuk mempercantik puisi, penyair melakukan jalinan antar bait yang cukup rapat dan semuanya menggunakan bahasa kias. Hal menarik juga tergambarkan dalam judul puisi ini, yaitu ”Bulan Luka Parah”. Kata ”bulan” merupakan wujud pencitraan penglihatan penyair. Yang dimaksud dengan ”bulan” dalam kalimat tersebut belum bisa kita artikan secara ekplisit bahwa ”bulan” adalah objek yang ingin diceritakan oleh penyair. Bisa saja penyair ingin menyembunyikan sesuatu yang indah yang ingin diungkapkannya dengan perwujudan kata ”bulan”. Mengapa? Bisa jadi karena bulan tentunya mengajak pembaca kepada keindahan malam yang ”diterangi cahaya bulan” cukup tenang dan mengalir, sehingga pembaca sangat santai untuk ”memasuki” pesan yang ingin disampaikan penyair.
Selanjutnya, terjalin sebuah kalimat ”Bulan Luka Parah”, sebuah kiasan yang cukup indah karena hanya makhluk hidup saja yang bisa mengalami luka, sedangkan ”bulan” bukan merupakan makhluk hidup. Pilihan kata ini cukup eksotis dalam membangun sebuah puisi yang penuh dengan ambiguitas.
Puisi ini terdiri dari enam bait, dan tiap baitnya terdiri dari dua baris. Tiap-tiap baris dalam tiap baitnya tidak memakai penulisan huruf kapital yang biasa digunakan pada awal kalimat. Hal ini, merupakan ciri khas Husni Djamaludin dalam sebagian besar karyanya, yang banyak sekali terdapat dalam puisinya. Salah satu contohnya terdapat dalam puisi ”Kau, aku dan waktu”.
Kau, aku dan waktu
kalau waktu bergerak
karena jam berdetak
di manakah kau
kalau jam berdetak
karena waktu bergerak
di manakah kau
(”Kau, aku dan waktu” dalam kumpulan puisi Bulan Luka Parah )
Bentuk puisi ”Bulan Luka Parah”, dengan ciri-ciri di atas merupakan bentuk puisi yang tidak umum. Kalimat ”bulan Luka Parah” mengalami pengulangan kalimat di bait ke I, II, III dan V. Dalam hal ini penyair ingin menekankan ”Bulan Luka Parah” menjadi inti dari puisi tersebut. Selanjutnya, dengan pengulangan kalimat seperti itu; bait dan bait menjadi kesatuan kalimat yang cukup menarik bisa kita lihat jika bait I dan II digabungkan menjadi;
bulan luka parah
karena laut kehilangan ombak
bulan luka parah
karena ombak kehilangan laut
Kata ”laut” dan ”ombak” ditulis penyair saling melengkapi satu sama lain untuk menggambarkan ”bulan” telah mengalami luka parah, sehingga terjalin keserasian cukup indah dengan bahasa kias; ”bulan luka parah; laut kehilangan ombak; ombak kehilangan laut”.
Pada kalimat tersebut juga terdapat pengulangan yang tidak sempurna dan mempunyai rima dan pola yang hampir sama di setiap baitnya. Upaya ini dilakukan penyair untuk membangun sebuah kekuatan diksi dan kesatuan antar bait yang cukup rapat. Dengan demikian, kalimat-kalimat antar bait terasa cukup efektif dan eksotis.
Hal yang demikian juga terdapat dalam bait III, IV, V dan VI. Kesamaan irama menjadikan korespondesi sintatik yang cukup indah. ”Bulan luka parah/darahnya tumpah/”(bait III), ”ke dalam laut/yang kehilangan ombak” (bait IV), ”bulan luka parah/darahnya tumpah” (bait ke V), ”jadi ombak yang kehilangan laut” (Bait VI). Di sini terlihat kepiawaian penyair dalam merangkai bait dengan bait dengan pengulangan kata yang tepat, sehingga makna sepenuhnya tidak serta-merta dapat ditemukan, dan terdapat pula unsur musikalitas yang cukup baik, serta korespondensi yang indah.
Selain apa yang telah disebutkan di atas, ternyata terdapat juga gaya bahasa metafora yang cukup indah yang menumbuhkan imajinasi pembaca kepada hal yang diacu. Kata-kata ”bulan luka parah” seakan-akan menghidupkan bulan yang merupakan benda mati. Di sini terdapat imajinasi bahwa ”bulan” seakan-akan bisa mengalami luka, dan hal ini merupakan bahasa personifikasi karena tidak mungkin ”bulan” luka parah. Namun dikatakan ”bulan luka parah”, dan ditambahkan pula dengan ”darahnya tumpah”.
Dengan menambahkan perkataan ”darahnya tumpah”, maka seluruh untaian kata itu seakan benar-benar hidup. Di baris selanjutnya, ”laut kehilangan ombak” dan ”ombak kehilangan laut”. Pada baris ini pembaca cukup menikmati jalinan gaya bahasa personifikasi tersebut; emosi pembaca terbawa kepada suasana bulan, laut dan ombak. ”Bulan, Laut, dan Ombak” inilah yang dimaksud sebagai eksotisme kiasan alam pada analisis kali ini
2. ”Bulan Luka Parah” dalam ambiguitas makna
Keutuhan makna yang terkandung di dalam puisi ini dibentuk oleh diksi yang digunakan oleh penyair. Kata-kata “Bulan Luka Parah” merupakan kata-kata eksotis yang dapat mengembangkan imaji pembaca dan larut dalam sebuah makna figuratif yang ingin disampaikan penyair. Di baris selanjutnya, “karena laut kehilangan ombak” dimunculkan oleh penyair. Jadi, penyair ingin membawa kita ke dalam suasana keindahan laut yang seakan-akan telah hilang keindahannya, sehingga imaji pembaca yang sudah berkembang dengan kalimat “bulan luka parah” semakin berintuisi pula dengan kalimat “karena laut kehilangan ombak”.
Pada bait ke II, “Bulan luka parah/karena ombak kehilangan laut”. Irama ini sama dengan irama pada bait pertama, hanya diksinya yang dibalik. Jika di Bait ke I “karena laut kehilangan ombak”, maka di bait ke II “karena ombak kehilangan laut”. Secara keseluruhan irama puisi pada bait ke I dan ke II ini mudah untuk dibaca, tetapi makna yang terkandung di dalamnya sulit dimengerti. Puisi ini dapat dimengerti keutuhan maknanya jika dibaca secara menyeluruh agar kita dapat menemukan makna yang terkandung di dalam puisi ini.
Pada bait ke III, “Bulan luka parah/darahnya tumpah”, terjadi perubahan kata dan irama dengan bait ke IV. Pada dua bait ini sangat berbeda iramanya dengan bait pertama dan kedua karena makna yang terkandung jauh lebih dalam. Penyair mampu menyeimbangkan irama pada bait ke III dan ke IV sehingga makna yang terkandung jauh lebih dalam, membawa pembaca meresapi dan mendalami makna yang sebenarnya. Penyair dapat menghadirkan penjelasan kata yang terperinci dengan gaya bahasa personifikasi yang terfokus.
Pada bait ke IV, merupakan penjelasan dari bait ke III; pemakaian diksi yang lebih dalam dan fokus pada objek yang di tuju yaitu “ke dalam laut/yang kehilangan ombak”. Pada bait ini penyair ingin membawa pembaca menelusuri lebih dalam makna yang terkandung dalam tiap diksinya. Hal yang demikian memberikan kita (pembaca) memahami tiap-tiap baitnya dengan jelas, karena memang puisinya ini dalam tiap bait memiliki irama yang sama dan mengandung satu kesatuan penuh serta memiliki pararelisme makna yang padat.
Keadaan demikian juga terjadi pada bait ke V. Pada bait ini terjadi lagi pengulangan irama dan kata-kata yang sama pada bait ke III, “Bulan luka parah/ darahnya tumpah”. Penyair kembali menggunakan kata-kata yang sama untuk menjelaskan lebih lanjut pada bait ke VI. Pada bait V penyair seolah kehilangan ungkapan lain yang akan disampaikan ke pembaca.
Pada bait ke VI, melalui kata-kata “ Jadi ombak/yang kehilangan laut”, penyair lebih mempertajam makna yang sudah dijelaskan sebelumnya sehingga semakin dalam pula makna yang terkandung dalam puisi ini.
Dari puisi “Bulan Luka Parah” dapat ditafsirkan makna yang terkandung yaitu keadaan hati seorang perempuan yang terluka¬ karena___ bisa jadi___perempuan itu kehilangan belahan hatinya yang dia sayangi. Bisa juga karena ditinggal pergi untuk selamanya atau pula perasaan sakit karena dikhianati kekasihnya. Bisa saja subjek “Aku” disembunyikan oleh penyair agar pembaca semakin penasaran dibuatnya. Ini terlihat jelas dalam kalimat “Bulan luka parah/karena laut kehilangan ombak”
Keutuhan makna ditopang oleh kekuatan gaya bahasa yang digunakan penyair yaitu gaya personifikasi dan simbolik. Kata-kata “Bulan luka parah” seolah itu digambarkan sebagai seorang perempuan. Kata-kata ”Bulan luka parah” diulang sebanyak empat kali dalam puisi ini. Hal ini dapat memperjelas bahwa penyair ingin terus memperlihatkan bahwa “bulan” merupakan suatu subjek. Penyair juga menggunakan kata penghubung “karena” untuk menghidupkan lukisan alam yang eksotis yang dikatakan melalui ombak dan laut; suatu pasangan diksi yang sangat tepat.
Dengan mengulang kata-kata “darahnya tumpah” pada akhir bait ke III dan V menjadikan seluruh rangkaian kata itu sangat berfungsi menghidupkan realita melalui gaya bahasa personifikasi, lalu menonjolkan irama puitik pada seluruh rangkaian ungkapan itu.
Pengaturan baris pada puisi ini menjorok ke luar yaitu pada bait ke I, II, III, dan V, sedangkan pada bait ke IV dan VI menjorok ke dalam sesuai dengan kata-kata “ ke dalam laut” dan kata-kata “ jadi ombak”. Perbandingannya adalah empat bait menjorok ke luar dan dua bait menjorok ke dalam. Ini menunjukkan sejauh mana kedalaman laut itu atau kedalaman hati seorang perempuan itu sendiri.
Jika tafsiran ini dapat diterima, maka ungkapan dibalik bentuk yang seperti ini kurang lebih adalah sebuah perasaan hati seorang wanita yang ditinggalkan oleh seseorang yang dia sayangi baik itu untuk selamanya (meninggal) atau dia sendiri ditinggalkan begitu saja oleh seorang laki-laki yang disayanginya. Kesedihannya menjadi-jadi dengan digambarkan melalui “darahnya tumpah”. Di akhir puisi ditutup dengan kalimat penutup “jadi ombak yang kehilangan laut”.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa penyair ingin menyampaikan puisinya dengan menggambarkan eksotisme alam secara dalam dan lebih menyelami ke dasarnya. Sebuah hal yang wajar karena Husni Djamaludin lahir dan dibesarkan di Sulawesi, pulau yang terkenal dengan keindahan laut. Tak ayal, banyak puisinya menggambarkan alam, salah satu contohnya adalah “Laut (6)”, merupakan puisi metafora laut sebagai orang yang sedang melaksanakan ibadah shalat.


Laut (6)
laut yang diam
laut dalam hening takbiratul ihram
laut yang bergelombang
laut yang sedang rukuk sembahyang
gerak-gerik ombak
yang tak henti
menghempas di pantai
gerak-gerik abadi
laut
yang
bersujud
Di dalam pengaturan baris, penyair menempatkan bait sesuai pada konteks kalimat, sekaligus memperdalam makna yang ingin disampaikan. Gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa yang penuh dengan kiasan makna




DAFTAR PUSTAKA

Darma, B. 1982. Moral dalam sastra. Basis 31(2), Februari: 42–70.
1990. Perihal studi sastra. Basis 39(8): 337–348.
Purba Antilan. 2009. Stilistika Sastra Indonesia. Medan : USU press
Hassanuddin.Ensiklopedia Sastra Indonesia. 2004. Bandung: Titian














Read More...