Subscribe

Sabtu, 27 September 2008

Asal Usul Bahasa



Nama : SURYA HADIDI
E-mail : suryahadidi@yahoo.co.id
Friendster : uya_so7@ymail.com
NB : Wajib tinggalkan pesan di halaman paling bawah
About Me


Asal Usul Bahasa
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia dengan bahasa(baik itu bahasa lisan, tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan sesuatu komunikasi dan kontrak sosial. Bahasa juga dipandang sebagai cermin kepribadian seseorang karena bahasa diterjemahkan sebagai refleksi rasa pikiran dan tingkah laku. Adakalanya seorang yang pandai dan penuh dengan ide – ide cemerlang harus terhenti hanya karena dia tidak bisa menyampaikan idenya dalam bahasa yang baik. Oleh karena itu seluruh ide usulan dan semua hasil karya pikiran tidak akan diketahui dan dievaluasi orang lain bila tidak dituangkannya dalam bahasa yang baik. Sumarsono dan Partana mengatakan bahwa bahasa sering dianggap sebagai produk sosial atau produk budaya termasuk teknologi yang diciptakan oleh masyarakat pemakai bahasa. Bahasa bisa dianggap sebagai “cermin zamannya” artinya bahwa bahasa di dalam suatu masa tertentu mewadahi apa yang terjadi dalam masyarakat.

1.2 Batasan Materi
Untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan., berhubung pengetahuan penulis tentang asal usul dan arti bahasa masih sangat minim. Oleh karena itu, penulis memberikan batasan materi, yaitu : asal usul bahasa atau yang disebut glottogony, arti bahasa dalam alat komunikasi, fungsi bahasa dalam garis besar, macam – macam dan jenis – jenis ragam/keragaman bahasa dan manfaat tambahan dalam berbahasa.











BAB II
JUDUL MATERI

2.1 Asal Bahasa
Asal usul bahasa atau yang disebut glottogony adalah topic yang memunculkan beberapa spekulasi dari beberapa ahli adalah penggunaan bahasa yang membedakan kita para manusia (homo spiens) dari makhluk lainnya. Tidak seperti menulis, berbicara tidaklahmeninggalkan jejak. Tetapi ahli bahasa atau linguis mempunyai suatu konsep untuk menguraikan asal usul bahasa. Satu atau lebih system lisan(berbicara) muncul dari non-bahasa (bahasa tubuh, signal atau yang biasa di pakai tuna rungu). Ahli yang lain mengatakan dari tingkatan evolusi manusia, 6000 tahun yang lalu Simpanse dan manusia berpisah dari moyang yang sama. Sejak itu kehidupan manusia yang munkin memberi petunjuk bagaimana bahasa itu diciptakan.
Pada waktu terakhir ini makin dirasakan betapa pentingnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Kenyataan yang dihadapi dewasa ini adalah bahwa, selain ahli – ahli bahasa, semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam dirinya dalam bidang teori dan peraktek bahasa. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa.
Begitu pula melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi – generasi mendatang. Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang berada disekitar manusia: peristiwa – peristiwa, binatang – binatang, tumbuh – tumbuhan, hasil cipta karya manusia dan sebagainya, mendapat tanggapan dalam pikiran manusia, disusun dan diungkapkan kembali kepada orang – orang lain sebagai bahan komunikasi. Komunikasi melalui bahasa ini memungkinkan tiap orang untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya. Ia memungkinkan tiap orang untuk mempelajari kebiasaan, adat – istiadat, kebudayaan serta latarbelakangnya masing – masing.




2.2 Arti bahasa
Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola – pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus menguasai bahasanya.
Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa adalah produk dari budaya yang arti dan penggunaannya telah secara jelas disepakati bersama. Itulah sebabnya bahasa tiap daerah berbeda – beda karena manusianya punya kesepakatan dalam penulisan, arti serta pengucapan yang berbeda.
Bahasa juga dapat didefenisikan sebagai penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa bahasa memiliki berbagai defenisi. Defenisi bahasa adalah :
1. Satu sistem untuk mewakili benda, tindakan, gagasan dan keadaan.
2. Satu peralatan yang digunakan untuk menyampaikan konsep riil mereka ke dalam pikiran orang lain.
3. Satu kesatuan system makna.
4. Satu kode yang digunakan oleh pakar linguistik untuk membedakan antara bentuk dan makna.
5. Satu ucapan yang menepati tata bahasa yang telah ditetapkan (contoh: perkataan, kalimat, dan lain – lain).
6. Satu sistem tuturan yang akan dapat dipahami oleh masyarakat linguistik.

Bahasa erat kaitannya dengan kognisi pada manusia, dinyatakan bahwa bahasa adalah fungsi kognisi tertinggi dan tidak dimiliki oleh hewan[ ] Ilmu yang mengkaji bahasa ini disebut sebagai linguistik, atau pakar bahasa.
Menetapkan perbedaan utama antara bahasa manusia satu dan yang lainnya sering amat sukar. Chomsky (1986) membuktikan bahwa sebagian dialek Jerman hampir serupa dengan bahasa Belanda dan tidaklah terlalu berbeda sehingga tidak mudah dikenali sebagai bahasa lain, khususnya Jerman.

Unsur dasar bahasa
- Fonem
Yaitu unsur terkecil dari bunyi ucapan yang bisa digunakan untuk membedakan arti dari satu kata. Contohnya kata ular dan ulas memiliki arti yang berbeda karena perbedaan pada fonem /er/ dan /es/. Setiap bahasa memiliki jumlah dan jenis fonem yang berbeda-beda. Misalnya bahasa Jepang tidak mengenal fonem /la/ sehingga perkataan yang menggunakan fonem /la/ diganti dengan fonem /ra/.
- Morfem
Yaitu unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan. Misalnya kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga merupakan kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada kata duga.
- Sintaks
Yaitu penggabungan kata menjadi kalimat berdasarkan aturan sistematis yang berlaku pada bahasa tertentu. Dalam bahasa Indonesia terdapat aturan SPO atau subjek-predikat-objek. Aturan ini berbeda pada bahasa yang berbeda, misalnya pada bahasa Belanda dan Jerman aturan pembuatan kalimat adalah kata kerja selalu menjadi kata kedua dalam setiap kalimat. Hal ini berbeda dengan bahasa Inggris yang memperbolehkan kata kerja diletakan bukan pada urutan kedua dalam suatu kalimat.
- Semantik
Mempelajari arti dan makna dari suatu bahasa yang dibentuk dalam suatu kalimat.
- Diskurs
Mengkaji bahasa pada tahap percakapan, paragraf, bab, cerita atau literatur.

Mengingat pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi dan memperhatikan wujud bahasa itu sendiri, kita dapat membatasi pengertian bahasa sebagai: bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.


2.3 Fungsi Bahasa
Bila kita meninjau kembali sejarah pertumbuhan bahasa sejak awal hingga sekarang, maka fungsi bahasa dapat diturunkan dari dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu sendiri. Dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu dalam garis besarnya dapat berupa :
1. Untuk menyatakan ekspresi diri
2. Sebagai alat komunikasi
3. Sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial.
4. Sebagai alat untuk mengadakan kontrol sosial.
5. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
6. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
7. Alat untuk mengidentifikasi diri.

2.4 Jenis – jenis keragaman bahasa
1. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, bahasa jurnalistik, dsb.
2. Ragam bahasa pada perorangan atau dialek seperti gaya bahasa mantan presiden Soeharto, gaya bahasa Benyamin S, dan sebagainya.
3. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek.
4. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan bahasa orang – orang jalanan.
5. Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahas lisan dan bahasa tulisan.
6. Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal (baku) dan informal (tidak baku).
Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimic, intonasi, dan gerakkan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata – kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.

2.5 Manfaat Bahasa
Bila tujuan utama tercapai, yaitu sudah memperoleh kemahiran berbahasa, maka secara implisit kita memperoleh pula beberapa macam kesanggupan lain. Kesanggupan – kesanggupan tersebut yang akan muncul dengan sendirinya pada tahap seorang betul – betul mahir berbahasa ialah :
a. Kita lebih mengenal diri kita sendiri: kita bisa mengetahui sampai di mana kesanggupan untuk mempengaruhi orang lain, betapa hidupnya imaginasi kita, berapa jauh dapat kita harapkan hasil dari pemikiran atau buah pikiran kita.
b. Kita lebih dalam memahami orang lain: Komunikasi tidak bisa berjalan searah, harus terjadi secara timbal balik. Biasanya dalam keadaan biasa kita mudah mengetahui kekurangan orang – orang lain, bagaimana bahasanya, bagaimana keteraturan isi pikirannya dan sebagainya.
c. Belajar mengamati dunia sekitar kita dengan lebih cermat: Dalam kehidupan sehari – hari kita lebih banyak bertindak sebagai penonton dengan tidak memikirkan lebih mendalam mengenai segala sesuatu yang berada di sekitar kita.
d. Kita mengembangakan suatu proses berpikir yang jelas dan teratur: Setiap orang selalu beranggapan bahwa apa yang diucapkannya sudah sangat jelas. Sebab itu ia sering heran mengapa orang – orang lain tidak dapat memahami apa yang diucapkannya.

















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sebab itu pemakai bahasa tidak saja harus memiliki kemahiran sebagai yang dimaksud, tetapi juga harus memiliki moral yang tinggi, sehingga dapat menjadi batu timbangan dalam mengadakan kontrol sosial terhadap anggota – anggota masyarakat, terutama bila pembicara itu menduduki suatu tempat yang penting dalam masyarakat atau memegang tampuk pimpinan suatu masyarakat.

3.2 Saran
Penulis mengharapkan pembaca dan pendengar untuk tidak merusak bahasa karena bahasa memiliki tujuan dan manfaat untuk menyampaikan informasi untuk dapat berkomunikasi dari seseorang ke orang lain.




















DAFTAR PUSTAKA

Ali Lukman, ed. Bahasa dan Kesustraan Indonesia Sebagai Tjermin Manusia Indonesia
Baru(BKI). Jakarta : Gunung Agung, 1967.
Basis. Majalah Bulanan, Yogyakarta
Alisyabana, S. Takdir. Dari Perdjuangan dan pertumbuhan Bahasa Indonesia (PBI).
Djakarta : PT. Pustaka Rakyat, 1957.
Keraf, Gorys. Tata Bahasa Indonesia, Ende : Nusa Indah, 1997
Knight, T. W. A New Comprehensive English Course. London : University of London
Press, Ltd. 1958
Kompas. Harian untuk umum, Jakarta.
Kridalaksana, Harimurti dan Djoko Koenjono, ed. Seminar Bahasa Indonesia 1968.
Ende-Flores : Nusa Indah, 1997.
Tomasello, M. 1999. The cultural origins of Human cognition. London : Harvard
University press.
Dari http://www.wikipedia.com


0 komentar: