Nama : SURYA HADIDI
E-mail : suryahadidi@yahoo.co.id
Friendster : uya_so7@ymail.com
NB : Wajib tinggalkan pesan di halaman paling bawah
About Me
ABSTRAK
Semakin sedikitnya minat baca mahasiswa dan semakin sedikitnya karya tulis yang dihasilkan seorang mahasiswa dapat dinikmati dan bernilai baik merupakan tujuan utama dari penulisan artikel ini. Selain itu artikel ini juga bertujuan mengangkat semangat serta kesadaran mahasiswa untuk mencintai buku dan memiliki minat baca yang kuat, sehingga kelak jika mereka menulis sebuah karya maka karya tulis mereka akan bernilai baik jika mereka senang membaca dan senang menggali ilmu lewat bahan bacaan. Adapun metode yang digunakan pada artikel ini adalah metode eksposisi yakni berupa paparan atau penjelasan. Penjelasan mengenai pengertian minat membaca serta bagaimana caranya untuk menghasilkan tulisan yang baik.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kita harus sangat menyadari bahwa membaca merupakan suatu proses dan membaca juga mempunyai peranan sosial yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Mengapa? Pertama, bahwa membaca itu merupakan suatu alat komunikasi yang sangat diperlukan dalam suatu masyarakat berbudaya, karena dengan membaca kita dapat mengetahui apa yang sedang terjadi di belahan dunia lain yang tidak dapat kita jangkau dengan mata. Kedua, bahwa dalam menulis sebuah karangan kita memerlukan bahan bacaan yang dihasilkan dalam setiap zaman dalam sejarah, sebagian besar dipengaruhi oleh latar belakang sosial tempatnya berkembang. namun, dewasa ini banyak orang yang tidak menyadari akan keuntungan dan kehebatan yang akan diperolehnya melalui membaca. Dengan membaca kita dapat mengambil informasi-informasi yang sangat kita butuhkan dalam kehidupan ini. Selain itu dengan membaca kita juga mendapat keuntungan di bidang lain misalnya, menulis. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa keterampilan membaca dan keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang saling berhubungan. Seseorang yang gemar membaca akan memperoleh rasa kebahasaan tertulis yang kemudian mengalir ke dalam tulisan yang mereka ciptakan dan jika semakin banyak mereka membaca maka akan semakin baik tulisan yang akan mereka hasilkan. Tetapi selain tidak memiliki kesadaran akan pentingnya membaca mahasiswa sekarang juga “malas” untuk menulis. Alasannya klise, yakni tidak pandai menulis dan tidak ada “mood”. Padahal jika kita tinjau lebih dalam lagi, menulis itu sebenarnya “gampang” asal kita mempunyai minat dan rajin berlatih serta tentu saja banyak membaca bahan bacaan yang dapat menambah serta memperkaya wawasan kita.
Kebanyakan orang berpendapat bahwa menulis itu memerlukan bakat namun jika ditinjau lagi menulis merupakan suatu kegiatan yang memerlukan latihan. Menulis itu diibaratkan seperti seseorang yang sedang belajar naik sepeda. Pada awalnya kita merasa ngeri jika membayangkan naik sepeda karena takut jatuh, nabrak, masuk parit, luka-luka, dan lain-lain. Namun jika sudah bisa mengendarainya kita merasa sangat menyengkan dan berfikir bahwa naik sepeda itu tidak susah dan mengertikan seperti yang pernah kita fikirkan sebelumnya. Kuncinya adalah jika kita rajin latihan dan mempunyai niat yang kuat untuk belajar naik sepeda pasti kita dapat melakukannya. Begitu pula halnya dengan menulis, pada awalnya mungkin kita merasa susah untuk mengeluarkan kata-kata yang akan ditulis dan bingung harus memulai dari mana. Tetapi jika sudah terbiasa maka kata-kata tersebut akan keluar sendirinya dengan mudah dan kita akan memiliki kegembiaraan sendiri untuk menulis. Ketika kita memulai untuk menulis maka bakat menjadi persoalan yang tidak tahu keberapa, tetapi yang paling penting dalam menulis adalah kita harus mencoba, latihan dan latihan terus sampai kita merasa sudah bisa. Setelah terbiasa akan hal itu, maka nantinya kita hanya tinggal memupuk serta mengelolah perbendaharaan kita agar karangan yang kita tulis menjadi indah. Selain itu kegiatan menulis memiliki banyak keuntungan yang dapat kita ambil dari kegiatan tersebut, diantaranya dengan menulis kita dapat mengenali kemampuan dan potensi diri kita. Kegiatan menulis ini juga memaksa kita untuk dapat lebih banyak menyerap, mencari serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas pada artikel ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana caranya memupuk kesadaran bagi mahasiswa akan pentingnya membaca
2. Bagaimana caranya meyakinkan kepada mahasiswa bahwa menulis itu bukan sesuatu kegiatan yang mengerikan.
2. PEMBAHASAN
2.1 Minat Baca Mahasiswa
2.1.1 Pengertian Minat Baca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Dikatakan sebagai suatu proses karena pada waktu membaca kita tidak hanya melafalkan lambang-lambang huruf dengan baik namun, sepanjang proses itu terjadi peristiwa peralihan informasi. Tujuan kita membaca pada umumnya adalah untuk mencari dan memperoleh informasi, menangkap isi serta makna dari suatu bacaan. Artinya dari membaca kita pasti akan mendapat banyak informasi dari berbagai negara bahkan informasi di dunia ini. Orang yang banyak membaca pasti memiliki wawasan yang luas dan cara berfikirnya akan lebih maju dan lebih kritis dibanding orang yang tidak suka membaca. Berikut ini beberapa cara kita membaca atau mencari makna bacaan itu serta tujuan kita membaca sebuah bacaan :
a. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta atau reading for details or facts. Artinya adalah kita membaca untuk mencari fakta-fakta yang selama ini masih kabur beritanya. Misalnya, kita membaca sebuah buku Abert Enstein dengan tujuan menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah ditemukan oleh beliau, bagaimana ia bisa menemukan temuannya itu, dll.
b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama atau reading for main idea.Maksudnya kita membaca untuk mengetahui ide utama atau pikiran utama pada suatu bacaan. Misalnya, kita membaca sebuah tajuk rencana suatu masalah dan kita membacanya untuk mengetahui apa pikiran utamanya atau maksud dari berita itu sebenarnya, mengapa berita itu bisa terjadi dan apa faktor yang menyebabkan terjadinya berita itu.
c. Menbaca untuk mengrtahui urutan atau susunan organisasi cerita atau reading for sequence or organization. Misalnya kita membaca untuk mengetahui dan menemukan kejadian seperti apa yang sebenarnya terjadi pada sebuah cerita yang kita baca, bagaimana awalnya peristiwa itu bisa terjadi dan bagaimana akhirnya.
d. Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi atau reading for inference. Artinya kita membaca untuk menyimpulkan isi bacaan yang kita baca tadi dan dapat memahaminya karena kalau kita dapat menyimpulkan suatu bahan bacaan tentunya kita sudah sangat memahami bahan bacaan yang kita baca.
e. Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasi atau reading for classify.Maksudnya setelah kita membaca kita dituntut untuk dapat mengelompokkan apa-apa yang wajar, apa-apa yang benar dan tidak benar. Sehingga kita bisa berfikir lebih kritis terhadap bahan bacaan yang akan dibaca.
Namun dewasa ini semakin sedikit mahasiswa yang memiliki minat membaca. Mengapa hal ini terjadi? Jawabannya adalah karena mereka sendiri tidak pernah mau memupuk rasa cinta untuk membaca buku. Kebanyakan dari mereka berfikir bahwa membaca buku adalah suatu kegiatan yang membosankan karena kita harus menghabiskan waktu untuk memusatkan mata kita pada bahan bacaan yang kita baca. Mereka lebih suka menghabiskan waktu untuk menonton televisi, mendengarkan musik, pergi ke mall daripada membaca. Padahal dengan membaca buku mereka akan memperoleh informasi yang dapat menambah wawasan berfikir mereka. Secara umum pengertian minat baca adalah sebuah dorongan yang timbul serta gairah maupun keinginanyang besar pada diri manusia yang menyebabkan ia menaruh perhatian pada kegiatan membaca. Membaca pada era globalisasi informasi ini merupakan suatu keharusan yang mendasar untuk membentuk perilaku seseorang. Tidak diragukan lagi, bahwa membaca merupakan sarana penting bagi setiap orang yang ingin maju. Karena dengan membaca membuat mereka menjadi cerdas, kritis, dan mempunyai daya analisa yang tinggi (Lili Rosma,1994). Dengan membaca selalu tersedia waktu untuk merenumg, berfikir dan mengembangkan kreativitas berfikir. Mahasiswa sebagai kelompok intelektual perlu memiliki sikap kritis. Salah satu pembentukan sikap itu adalah dengan cara banyak memanfaatkan koleksi perpustakaan. Secara umum minat baca mempunyai tujuan, yakni:
1. Mewujudkan suatu sistem penumbuhan dan pengembangan nilai ilmu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat ( mahasiswa)
2. Mengembangkan masyarakat baca reading society lewat pelayanan masyarakat perpustakaan dengan penekanan pada penciptaan lingkungan baca untuk semua jenis bacaan.
2.1.2 Manfaat Membaca
Sebagai mana yang kita ketahui bersama bahwa dengan membaca kita dapat memperoleh banyak informasi serta dapat menambah wawasan berfikir kita. Selain itu manfaat membaca lainnya yang dapat kita peroleh adalah:
1. Meningkatkan Pengembangan diri.
Dengan membaca seseorang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan sehingga daya nalarnya berkembang dan berpandang luas. Dan hal tersebut akan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
2. Memenuhi tuntutan intelektual
Dengan membaca buku, pengetahuan kita pasti akan bertambah dan perbendahaaan kata-kata pastinya juga akan meningkat, melatih imajinasi dan daya pikir sehingga terpenuhi kepuasan intelektual.
3. Memenuhi Kepentingan Hidup
Dengan membaca akan memperoleh pengetahuan praktis yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kita membaca cara prawatan buku, maka akan diperoleh pengetahuan tentang perawatan buku.
4. Meningkatkan minat terhadap suatu bidang
Seseorang yang senang dengan buku internet misalnya dengan makin seringnya ia membaca buku-buku tentang internet, maka minatnya akan meningkat untuk mempelajarinya lebih mendalam.
5. Mengetahui hal-hal yang aktual
Dengan membaca seseorang dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan lain dan tanpa harus pergi ke lokasi, misalnya : adanya gempa bum, banjir, kebakaran dan peristiwa yang lain, banyak manfaat yang diperoleh dari membaca. Dengan membaca seseorang dapat memperluas ilmu pengetahuan, menambah informasi bagi diri sendiri serta meningkatkan pengetahuan atau wawasan.
2.1.3 Faktor Pendukung Lemahnya Minat Baca Mahasiswa
Mengapa kebanyakan dari mahasiswa tidak suka membaca? Mungkin kita dapat menghubungkan serta mencari beberapa faktor pendukung lemahnya minat baca di kalangan mahasiswa. Yang pertama adalah faktor ekonomi. Ekonomi Indonesia sempat mengalami gunjangan hebat pada tahun 1997-1998. Pada 1997 pertumbuhan ekonomi kita tercatat tumbuh 4,7%, melorot jauh dibanding angka 8% yang dicapai pada 1996. Pada 1998 ekonomi kita malah mengalami penurunan sekitar -12,5%. Tetapi pada tahun-tahun berikutnya hingga kini, pertumbuhan ekonomi menunjukkan peningkatan rata-rata sekitar 3,2% per tahun. Karena ekonomi bangsa Indonesia sangat memprihatinkan dan seperti yang baru-baru ini saja terjadi kita ketahui bersama bahwa Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan kepada masyarakat lewat pidatonya yang mengatakan bahwa kita harus siap dalam menghadapi krisis dunia yang sepertinya sudah menampakkan dampaknya negara Indonesia. Beliau juga menyampaikan bahwa krisis ini bukan bukan terjadi di Indonesia saja tetapi di negara-negara maju juga mengalami hal yang serupa. Hal ini dapat dilihat dengan kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM yang terjadi pada tanggal 23 Mei 2008 ini. Hal ini dapat menjadi salah satu faktor pendukung lemahnya minat baca mahasiswa. Mereka berpendapat untuk biaya sekolah saja sudah susah bagaimana mungkin lagi untuk membeli buku. Oleh sebab itu mahasiswa sekarang “ malas ” untuk membaca, padahal jika mereka memiliki pikiran yang kriti, membaca buku bukan berarti harus wajib membeli buku.
Tetapi banyak sarana yang dapat mereka manfaatkan untuk membaca buku. Tetapi sarana-sarana tersebut sudah disalah gunakan fungsinya oleh mahasiswa, misalnya saja perpustakaan. Perpustakaan yang menjadi salah satu sarana yang dapat memacu minat baca mahasiswa timbul sudah di salah gunakan fungsinya. Biasanya mahasiswa jika ke perpustakaan pasti mereka membaca buku atau berdiskusi kelompok mencari bahan bacaan yang dapat menunjang keberhasilan diskusi mereka tetapi, banyak mahasiswa sekarang ini datang ke pepustakaan hanya untuk istirahat siang atau pacaran. Disana mereka mencoba untuk tidur siang atau membuang waktu santai mereka dengan istirahat di perpustakaan. Melihat kondisi perpustakaan saat ini menurut Saya hanya 40% dari mahasiswa yang datang ke perpustakaan itu benar-benar memfungsikan perpustakaan sebagai tempat gudang ilmu, selebihnya adalah untuk hal-hal yang saya jelaskan tadi. Selain itu faktor lain adalah lingkungan pergaulan mahasiswa itu. Jika lingkungan pergaulannya tidak suka membaca maka secara tidak langsung mahasiswa itu juga tidak suka membaca. Bayangkan saja jika kita bergaul dengan orang-orang yang memilki hobi bola maka, secara tidak langsung sedikit banyaknya kita juga menyukai bola. Begitu juga halnya dengan membaca, jika seorang mahasiswa bergaul dengan lingkungan yang tidak suka membaca melainkan suka bersenang-senang dengan hobi nongkrong di Mall, menonton televisi, dll maka secara tidak langsung ia juga mengikuti lingkungan bergauknya tadi. Tapi bila ia bergaul dengan lingkungan yang suka membaca buku dan suka memburu buku-buku baru pasti ia juga akan menyukai buku atau mempunyai minat baca yang hampir sama dengan lingkungan ia bergaul selama ini. Mungkin hanya mahasiswa yang ingin majulah yang memiliki minat baca yang tinggi tetapi, bagi mahasiswa yang ingin bersenang-senang dengan hura-hura dan kumpul-kumpul dengan teman, mereka berpeluang untuk tidak memiliki minat baca.
2.1.4 Sarana Mendukung Minat Baca
1. Perpustakaan
Peran perpustakaan kampus menjadi institusi kedua dalam proses pembinaan minat baca setelah keluarga. Kampus dapat mendukung proses pembinaan minat baca yang dilakukan keluarga selama ini. Melalui fungsi edukasi yang melekat pada kampus serta perpustakaan yang dimiliki, kampus dapat melakukan program pembinaan minat baca. Sayangnya, saat ini kampus belum mampu omtimal dalam melakukan pembinaan minat baca tersebut. Hal ini disebabkan karena kurikulum yang kurang berpihak terhadap pembinaan minat baca serta kondisi perpustakaan kampus yang memperihatikan. Di kampus mahasiswa lebih disibukkan dengan proses belajar yang membatasi waktu mereka untuk memanjakan minat bacanya. Setelah itu, ketika di rumah mahasiswa juga harus membagi waktu untuk belajar, mengerjakan pekerjaan rumah yang mereka dapatkan dari dosen mereka. Apabila melihat jadwal yang padat tersebut lalu kapan waktu mereka untuk mengapresiasikan minat bacanya?
Keadaan ini juga semakin diperparah dengan kondisi perpustakaan kampus yang belum maksimal memerankan fungsinya sebagai media pembinaan minat baca. Perpustakaan tidak mampu melakukan pembinaan minat baca secara maksimal karena keterbatasan koleksi buku, sarana serta SDM. Untuk itu kampus perlu memperhatikan pembinaan minat baca. Usaha ini perlu dilakukan karena banyak manfaat yang diperleh dari membaca, salah satunya akan menunjang keberhasilan proses belajar mahasiswa. Dosen dapat merangsang minat baca mahasiswa melalui tugas yang memotivasi usaha mereka untuk membaca dan mengakses perpustakaan. Selain itu pihak kampus juga perlu membangun atau memperbaiki kondisi perpustakaan yang ada. Sarana layanan perpustakaan perlu terus dilengkapi, kualitas koleksi perlu ditingkatkan serta menyediakan pengelola yang bertanggung jawab penuh terhadap pengelolaan perpustakaan.
Dengan memperbaiki kondisi perpustakaan kampus maka akan meningkatkan daya tarik perpustakaan sehingga mahasiswa akan meningkatkan Frekwensi kunjungannya ke pesputakaan.
Selain perpustakaan kampus, perpustakaan umum juga sangat mendukung sebagai sarana minat baca mahasiswa. Institusi pembinaan minat baca bagi seluruh masyarakat tanpa membedakan status, tua, muda, miskin atau kaya dapat memanfaakan koleksi perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan sarana bacanya. Perpustakaan umum berperan sebagai institusi penyedia sarana baca bagi masyarakat. Minat baca tidak akan pernah terwujud tanpa ketersediaan sarana baca.
Perpustakaan umum perlu terus berbenah guna mendukung upaya pembinaan minat baca. Pembenahan ini mencakup perbaikan kualitas koleksi buku, sarana layanan serta SDM perpustakaan. Kualitas koleksi perpustakaan baik dari segi kuantitas maupun kemutakhiran perlu terus ditingkatkan. Sarana perpustakaan juga perlu dilengkapi sehingga meningkatkan rasa nyaman pengguna perpustakaan ketika mengakses perpustakaan. Sedangkan peningkatan kualitas SDM diperlukan agar perpustakaan dikelola oleh individu yang profesional di bidangnya sehingga mampu berkreatifitas.
2. Toko Buku
Peran toko buku dalam mendukung minat baca mahasiswa adalah disini menyediakan banyak bahan bacaan yang dapat dibaca oleh masyarakat. Toko buku tidak hanya menjual buku-buku mata pelajaran saja tetapi, ia juga menjual buku-buku fiksi seperti novel, komik, kumpulan cerpen serta kumpulan puisi. Seorang mahasiswa kan tidak hanya harus membaca buku yang mengenai mata kuliahnya saja tetapi buku-buku cerita fiksi serta majalah juga dapat memberikan mereka informasi serta memperkaya wawasan mereka. Namun yang menjadi kendala bagi mahasiswa adalah membeli buku-buku tersebut, karena harga buku itu tidak murah walaupun ada juga harga buku yang bernilai standar yang bisa dibeli oleh mahasiswa. Namun jika seorang mahasiswa itu benar-benar memiliki minat baca yang tinggi ia akan membeli buku yang diminatinya dengan harga berapapun karena harga buku itu atau uang yang kita keluarkan tidak sebanding harganya dengan wawasan atau informasi yang akan kita dapatkan dari buku itu.
3. Media Internet
Di era globalisasi ini, orang-orang sudah dapat dengan mudah mengakses informasi dengan menggunakan media internet. Dengan media internet kita juga dapat menambah atau memupuk minat baca kita. Karena dengan media internet kita tidak perlu susah-susah mencari buku yang ingin kita miliki dengan cara keliling toko buku ataupun perpustakaan kampus, baik perpustakaan umum. Kita cukup mengakses internet dan mentrasfer biaya pembeliannya saja kita sudah bisa memiliki buku yang ingin kita miliki. Selain itu melalui internet kita juga dapat dengan mudah mencari informasi yang dapat menambah wawasan kita di seluruh dunia ini.
2.2 Keterampilan Menulis
2.2.1 Pengertian Menulis
Menulis (writing) itu merupakan bagian dari kegiatan kita sehari-hari. Ia adalah bagian dari komunikasi –selain mendengar (listening), membaca (reading), dan berbicara (speaking) —saat kita berinteraksi atau bergaul dengan orang lain. Dengan demikian, menulis hakikatnya adalah komunikasi tulisan. Pesan yang disampaikan bisa berupa informasi, gagasan, pemikiran, ajakan, dan sebagainya. Hanya saja, menulis yang kita maksud di sini adalah menulis untuk dipublikasikan di media massa, seperti suratkabar, tabloid, majalah, atau menulis buku.
Menulis itu sama halnya seperti berbicara yakni menyampaikan sebuah pesan, bisa berupa informasi, pemikiran, ajakan, atau unek-unek. Menulis berbeda dengan mengarang. Menulis itu menyampaikan ide atau pendapat tentang suatu peristiwa atau masalah faktual (benar-benar terjadi) alias nonfiksi. Sedangkan mengarang adalah menyusun sebuah cerita karangan, fiktif, tidak faktual, seperti cerpen dan novel (karya sastra). Yang dituliskan adalah hasil lamunan, khayalan, fantasi, atau imaginasi pengarang.
2.2.2 Manfaat Menulis
Mengetahui manfaat ini penting, mengingat ia akan menjadi motivasi yang kuat bagi diri kita untuk mulai dan terus menulis maka, manfaat menulis, baik sekadar menulis diary, menulis tanggapan di milis, bloger, atau media online, hingga menulis artikel ilmiah populer dan buku, antara lain sebagai berikut:
1. Self Expression. Menulis berarti mengekspresikan perasaan, pikiran, dan keinginan. Dijamin, “beban” yang ada dalam diri akan berkurang, serasa lepas dengan menulis tulisan menjadi semacam sarana “curhat”. Apalagi jika kemudian tulisan itu dibaca dan ditanggapi orang lain.
2. Self Image or Personal Branding. Dengan menulis, kita akan membangun “citra diri” (self image) sebagai orang yang berwawasan, intelek, dan berkualitas. Dengan menulis, orang akan mengetahui bahwa kita merupakan orang yang berwawasan, punya pemikiran bagus, atau sebaliknya
3. Self Confident. Tulisan yang bagus akan membangun citra diri sang penulis yang pada gilirannya membangun kepercayaan dirinya (self confident). Orang yang suka menulis akan senantiasa menjadi perhatian dan menonjol dibandingkan yang lain. Maka jika ada orang yang memuji tulisan Anda, yakinlah kepercayaan diri Anda akan makin baik sekaligus memotivasi Anda untuk menulis lebih baik lagi.
4. Agent of Change. Dengan menulis, Anda bisa menjadi “agen perubahan”. Ide-ide yang dituangkan dalam tulisan dapat mempengaruhi pemikiran pembaca, membentuk opini publik (public opinion), dan melakukan sesuatu sesuai dengan ide Anda.
5. Sharing. Selain berbagi ide atau pemikiran, menulis juga menjadi sarana berbagi pengalaman. Ini berarti kita dapat menjadi “guru” bagi pembaca kita. Bukankah sering dikatakan, pengalaman adalah guru terbaik. Dan Pengalaman yang dituangkan dalam tulisan pasti mengandung pelajaran.
Dari hasil penelitiannya, sebagaimana dikutip dalam buku Quantum Writing (2006), Pennebaker menyimpulkan, menulis dapat menjernihkan pikiran, menghilangkan trauma, mendapatkan dan menggali informasi-informasi baru, membantu menyelesaikan masalah, dan membantu seseorang menulis ketika terpaksa harus menulis. Dalam jurnal Clinical Psychology, James Pennebaker, Ph.D dan Janet Seager, Ph.D melaporkan: orang yang memiliki kebiasaan menulis umumnya memiliki kondisi mental lebih sehat dari mereka yang tidak punya kebiasaan tersebut. Pikiran yang sehat tentunya akan memiliki kekuatan untuk memberi dampak positif pada tubuh kita secara fisik.
2.2.3 Tahap-Tahap Menulis
Menulis adalah sebuah proses, oleh karena itu ada tahap-tahap yang harus dilalui. Hal ini juga menunjukkan, menulis itu “kerja intelektual”, harus mikir, oleh sebab itu dibutuh kesabaran
Ada empat tahap yang harus dilalui dalam menulis: prewriting (pra-menulis), drafting (penulisan naskah awal), revising (perbaikan), and editing (koreksi naskah dan substansi).
1. Prewriting–adalah proses berpikir untuk menentukan tujuan tulisan, menyesuaikan gaya bahasa dan bahasan dengan pembaca, memilih topik.
• Tentukan tujuan! Tujuan menulis ada tiga: menyampaikan informasi (to inform), menghibur (to entertain), atau untuk mengajak/mempenharuhi (to persuade).
• Perhatikan pembaca Anda! Pikirkan, untuk siapa Anda menulis atau siapa yang akan membaca tulisan Anda. Tulisan buat dibaca teman-teman Anda, gunakan gaya bahasa dan ungkapan-ungkapan yang biasa Anda kemukakan ketika ngobrol dengan mereka!
• Tentukan topik! Apa yang mau Anda bahas atau kemukakan dalam tulisan itu. Temukan ide utama (main idea), persempit (narrow yout topic), dan temukan poinnya atau intinya.
• Kumpulan Referensi. Kumpulkan data ataupun informasi yang cukup untuk mengembangkan topik Anda dan membangun tulisan. Galilah informasi dan data yang diperlukan dari berbagai sumber, misalnya dari bahan-bahan tulisan orang lain di majalah, koran dan buku-buku, percakapan dengan kawan atau ahli, observasi lapangan, ataupun contoh-contoh dari pengalaman pribadi. Jangan lupa: baca semua referensi yang ada dan pahami! Lalu catat atau beri tanda bahan yang sekiranya akan Anda kutip!
2. Outlining–Setelah topik dipilih, referensi dikumpulkan dan dibaca, saatnya Anda membuat garis besar tulisan (outline). Rapikan poin-poin bahasan, mulai pendahuluan, “jembatan” menuju bahasa utama (bridging), dan pokok-pokok bahasan (subjudul).
3. Rewriting–The Revising Stage. Menulis ulang atau memperbaiki naskah awal tadi, sesuaikan dengan outline. Perhatikan judul, harus benar-benar mewakili isi naskah. Perbaiki kesalahan kata, kalimat, atau ejaan. Hindari pengulangan kalimat.
Terpenting, pastikan tulisan Anda jelas dan mudah dimengerti. Pastikan, Anda sudah menulis kalimat dengan benar, efektif, dan jelas. Pastikan juga setiap paragraf nyambung dengan topik yang dibahas. Last not least, dapatkah pembaca memahami isi dan maksud tulisan Anda?
4. Editing – Correcting the Final Version. Inilah tahap “finishing touch” sebelum tulisan Anda dipublikasikan atau dikirimkan. Koreksi setiap kata! Juga tanda-tanda baca, seperti titik-koma.
3. PENUTUP
Minat membaca adalah sebuah dorongan yang timbul serta gairah maupun keinginan yang besar pada diri manusia yang menyebabkan ia menaruh perhatian pada kegiatan membaca. Dengan dorongan ini akan memacu seseorang untuk maju. Namun tingkat minat baca mahasiswa sekarang ini sangat rendah. Mereka lebih menyukai nongkrong di Mall, menonton televisi, mendengarkan musik daripada membaca. Tetapi jika mereka mengetahui manfaat serta kehebatan membaca, mereka akan mendapatkan keuntungan di bidang lain, yakni menulis. Keterampilan membaca dan keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang saling berhubungan satu sama lainnya.
Seseorang yang gemar membaca akan memperoleh rasa kebahasaan tertulis yang kemudian mengalir ke dalam tulisan yang mereka cipta dan jika semakin sering mereka membaca maka akan semakin baik tulisan yang akan mereka hasilkan. Kita tidak perlu merasa tidak bisa menulis yang alasannya karena tidak memiliki bakat. Sesungguhnya menulis itu tidak memerlukan bakat namun, jika kita ingin sungguh-sungguh jadi penulis maka perbanyaklah latihan, latihan, dan latihan serta memiliki minat yang tinggimaka, niscaya kita dapat menghasilkan tulisan yang baik dan tidak lupa rajin-rajinlah mencari bahan bacaan untuk menjadikannya referensi tulisan yang akan kita tulis. Karena semakin banyak kita membaca maka akan semakin baik tulisan yang kita hasilkan. Jadi, jika semua mahasiswa memiliki minat baca yang tinggi pasti apabila mereka ingin menulis sebuah karya tulis, mereka dapat menciptakan karya tulis yang baikserta dapat dinikmati oleh pembacanya. Oleh karena itu pupuklah dalam diri kita kesadaran akan pentingnya membaca.
DAFTAR RUJUKAN
Tarigan, Henry Guntur. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. 1984. Bandung: Angkasa
www. Google scholar.com
Leonhardt, Mary. 99 Cara Menjadikan Anak Anda Bergairah Menulis. 2002. Bandung: Kaifa
Http:// www. Romeltea. co. nr
Akhadiah, Sabakti.dkk. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. 1988. Jakarta: Erlangga
Muchlisoh. dkk. Pendidikan Bahasa Indonesia 3. 1993. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Peningkatan Mutu Guru SD Setara D-II dan Pendidikan Kependudukan: Jakarta
Kamis, 15 Januari 2009
Minat Baca
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar