Subscribe

Kamis, 15 Januari 2009

Penelitian Keterbacaan



Nama : SURYA HADIDI
E-mail : suryahadidi@yahoo.co.id
Friendster : uya_so7@ymail.com
NB : Wajib tinggalkan pesan di halaman paling bawah
About Me





BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata / bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kallau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodson 1960 : 43-44).

B. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dari laporan hasil penelitian kami adalah sebagai berikut :
1. Apakah teks bacaan tersebut tergolong sulit atau mudah ?
2. Apakah teks bacaan tersebut layak dibaca dan dimengerti untuk Sekolah Menengah ?
3. Berapa presentase tingkat keterbacaan teks tersebut ?


C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui atau melihat suatu teks bacaan, apakah tergolong teks bacaan yang baik dan terbaca oleh para siswa dan apakah suatu teks bacaan tersebut dapat diidentifikasi oleh para siswa sekolah menengah.







BAB II
LAPORAN PENELITIAN


A. Pengertian dan Batasan Keterbacaan
Dari pernyataan dan pendapat para ahli, maka kami mengambil kesimpulan bahwa keterbacaan (readabilioty) menyatakan tinglkat kemudahan / kesukaran sebuah teks untuk dipahami maksudnya. Keterbacaan anatara lain ditentukan oleh bahasa, tat huruf, kerapatn baris, lebar pinggir, unsure tata rupa yang lain, kosa kata dan struktur kalimat yang dipilih pengarang.
Ada tiga cara yang biasa dipakai untuk menentukan keterbacaan teks, yaitu dengan menggunakan intuisi, formula keterbacaan atau cloze test. Artikel ini membahas penggunaan formula keterbacaan untuk memprediksi tingkat keterbacaan teks.
Kaitan antara keterbacaan dengan ajaran membaca sangat berguna khususnya seorang guru dalam menyiapkan tes bahan-bahan tersebut harus dipertimbangkan dan sisesuaikan dengan tingkat keterbacaan yang akan ditulis.
Sedangkan tingkat keterbacaan adalah kemudahan suatu susunan huruf terbaca berdasarkan susunan huruf, kerapatan, besar huruf dan kerumitan kalimat.


B. Langkah-langkah Meneliti Keterbacaan
Berikut adalah beberapa langkah dalam meneliti keterbacaan suatu teks bacaan :

1. Mencari bahan berupa teks bacaan dari buku pelajaran siswa sekolah mengah.
2. Bahan berupa teks tersebut kemudian disamarkan dengan menghilangkan sebagian kata dalam teks. Dalam hal ini kami menghilangkan kata kelima dari setiap lima kata dalam teks bacaan.
3. Mencari populasi siswa sebagai objek penelitian.
4. Meminta para siswa mengisi bagian-bagian yang kosong dalam teks bacaan dengan kata yang paling tepat untuk mereka.
5. Menilai hasil pekerjaan siswa terhadap bahan bacaan.
6. Merumuskan hasil pekerjaan para siswa sehingga akhirnya didapatkan hasil penelitian dan tingkat keterbacaan suatu teks bacaan dengan rumus.





























C. Hasil Penelitian

a. Tabel
Tabel berikut berisikan hasil yang diperoleh oleh para siswa kelas XI-I SMA Swasta Dharma Wangsa Medan terhadap suatu teks dari bahan bacaan yang telah kami ujikan kepada setiap kelas XI-I pada sekolah tersebut.
Daftar nilai sebagai berikut :

No Nama Jumlah Benar Nilai
1 Robi Syahputra 20 40
2 Ade Wahyuni 18 36
3 Wan Dedek 16 32
4 Putri Fatimah 19 38
5 Rima Soraya Harahap 20 40
6 Ryan Sefliyansyah 16 32
7 Kiki Fatmawati 13 26
8 Syahrial Nasution 12 24
9 Sofyan Anshori 18 36
10 Melly Nidya Pane 13 26
11 Gina Agustina 12 24
12 Tifani Nabila 12 24
13 Ibrahim 8 16
14 Erwin Ginting 14 28
15 Muhammad Nazli 18 36

458





Maka didapatkan hasil penelitian sebagai berikut :






Jadi, persentasi keterbacaan teks bacaan “Persatuan yang Dibangunnya Tidak Berbekas” tersebut adalah 30,5 %





















BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah kami melakukan penelitian mengenai keterbacaan suatu teks becaan untuk siswa sekolah menengah yang kami uji keterbacaannya yaitu teks bacaan atau wacana “Persatuan yang Dibangunnya Tidak Berbekas” yang kami ambil dari buku teks bacaan Bahasa Indonesia siswa kelas 1 sekolah menengah atas dan diujikan pada siswa kelas XI-I SMA Swasta Dharma Wangsa Medan,kami dapat menyimpulkan.
1. Teks “Persatuan yang Dibangunnya Tidak Berbekas” tersebut mendapat penilaian sebagai teks bacaan yang jelek.
2. Teks bacaan tersebut mendapatkan persentasi keterbacaan 30,5%, sedangkan persentasi keterbacaan suatu teks bacaan yang baik adalah 40% - 60%.
3. Menurut penelitian yang kami lakukan dengan bertanya langsung pada siswa yang kami minta untuk mengerjakan bagian – bagian teks yang kosong, kesukaran dalam memahami teks yang tidak sempurna itu ada pada penggunaan kata – kata sukar dan kurang dimengerti oleh para siswa.

B. SARAN
Setelah meneliti dan mendapatkan kesimpulan dari penelitian keterbacaan suatu teks bacaan siswa sekolah menengah. Kami menyarankan adanya minat yang lebih dari siswa untuk lebih sering dan sedapat mungkin meningkatkan penguasaan untuk dapat membaca dan memahami suatu teks dengan baik dan sempurna, sehingga dengan mudah dapat mengerti dan melakukan proses pembelajaran dengan mudah dan tanpa halangan, terlebih pada penguasaan kata – kata yang sukar dan jarang di dengar.






DAFTAR PUSTAKA

Tukan, Paulus 2005. Mahir Berbahasa Indonesia 1B. Bogor: Yudhistira
Tarigan, Henry Guntur. 1985b. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa



0 komentar: