Subscribe

Jumat, 18 Desember 2009

Penelitian Bahasa Spanduk



Nama : SURYA HADIDI
E-mail : surya_hadidi@yahoo.com
Friendster : uya_so7@ymail.com
Facebook : uya_so7@ymail.com
NB : Wajib tinggalkan pesan di halaman paling bawah
About Me











BAB II
PEMBAHASAN


A. Ditinjau dari segi Pembinaan Bahasa Nasional

1. Hubungan Bahasa dengan Kebudayaan
Setelah mempelajari materi Pembinaan Bahasa Indonesia maka dapat kita kaitkan dengan beberapa karya yang diciptakan manusia berupa simbol-simbol bahasa misalnya yang terdapat pada spanduk-spanduk yang sering kita perhatihan dijalan-jalan, didepan toko-toko, bangunan perumahan, bangunan industri atau dipusat perbelanjaan dan lain sebagainya.
Kita sebagai kaum intelektual khususnya dikalangan mahasiswa jurusan bahasa Indonesia sering merasa geri dan hanya geleng-geleng kepala ketika membaca kata-kata yang terdapat di spanduk yang biasa kita jumpai.
Tidak heran jika bahasa yang kita baca banyak menggunakan kosa kata bahasa asing.
Memang tidak salah akan tetapi kita sebagai bangsa Indonesia seharusnya bisa menempatkan bagaimana yang sebenarnya mempergunakan bahasa yang sesungguhnya.
Hal ini sebenarnya sangat berhubungan erat dengan pola pikiran penutur bahasa yang bersangkutan. Kita ketahui bahwa bahasa sangat mempengaruhi kebudayaan dancara berpikir masyarakatnya, baik secara sebagian maupun secara keseluruhan, karena keduanya saling katergantungan.
Eratnya hubungan diantara bahasa dan kebudayaan itu sangat terlihat dengan nilai-nilai budaya.
Jadi untuk memahami bagaimana hubungan bahasa dan kebudayaan dalam pembinaan bahasa dan sastra Indonesia terlebih dahulu kita harus mengetahui bagaimana masyarakatnya.
Pada kasus pertama terdapat spanduk dengan tulisan:
“ Bulan Discount Ion, Rebonding, Smothing “















Dapat kita analisis dalam pemakaian bahasanya yang pertama kita ketahui bahwa bahasa spanduk ini yang menggunakan bahasa Indonesia dan ada kosa kata bahasa Asing yaitu Bahasa Inggris.
Padahal kita ketahui dalam buku pedoman ejaan yang telah disempurnakan kita telah mempunyai kaidah-kaidah yang sebenarnya dalam mengadopsi bahasa asing, sebab kata Discount, Ion, Bonding dan Smothing itu mutlak bahasa Inggris.
Sikap seperti inilah yang tidak sesuai dengan jiwa pembangunan yaitu sikap tuna karya diri yang membawa orang beranggapan bahwa produk orang lain atau bangsa lain lebih bermutu dan berharga.
Intinya ia beranggapan bahwa dengan memakai bahasa lain lebih “bergengsi” dari pada memakai bahasa Indonesia yang sesungguhnya.
Inilah kasus yang pertama.
Pada kasus yang kedua ini terjadi juga di tengah-tengah Kota Medan yaitu spanduk yang bertuliskan
“Bali Salon refleksi, lulur, Facial”

Kasus ini juga sama dengan kasus yang pertama, sikap yang menyadur kosa kata bahasa asing, sikap yang cenderung meniru orang lain agar produk usahanya di anggap lebih bermutu, menarik dipandangan orang lain.
Hal ini akibat perkembangan era globalisasi dengan semakin pesatnya perkembangan tekhnologi dan informasi yang canggih dengan bahasa Asing lebih dianggap bergengsi dan bermutu disbanding bahasa kita sendiri, dimana sebenarnya mentalitas bangsa kita ini.










Kasus ketiga juga hampir sama dengan kasus pertama dan kedua.
Yaitu spanduk yang bertuliskan
“Kantin Dharma Wanita Photo Copy UNIMED”

Pada hal ini kita ketahui bahwa spanduk ini juga berada di tengah-tengah kaum intelektual.
Jadi dimana sebenarnya sikap yang sesuai dengan tujuan pembinaan bahasa Indonesia. Padahal kitalah sebagai mahasiswa Bahasa Indonesia seharusnya bisa menunjukkan sikap yang pantas dijadikan teladan oleh masyarakat yang luas.
Padahal sebenarnya kita menyadari kesalahan tersebut, inilah sikap yang enggan memikul tanggung jawab yang memperikutkan seperti pernyataan “itu bukan urusan saya, saya tidak peduli”.
Dan sikap yang menjauhi disiplin yang mempunyai persepsi bahwa apapun yang dihasilkannya itu sudah peraturannya.
Padahal kata Copy itu tidak ada dalam kosa kata Indonesia asli maupun kosa kata asing yang telah baku di dalam kosa kata Indonesia.
Memang kata Photo Copy dianggap sudah konvensional dan universal di Indonesia karena kata Photo Copy sudah bisa dipahami oleh orang Indonesia, padahal kita tidak mengetahui ini adalah kesalahan.
Jadi apa sebenarnya obat mujarab bagi penyakit kita ini ?








Dan kasus terakhir yang kami analisis adalah spanduk yang bertuliskan “Apotik Nasional”.
Kita telah sering mempelajari dari SD sampai tingkat jenjang mahasiswa, tentang ejaan yang telah disempurnakan yang mana kosa kata baku ini sangat diwajibkan dalam hal penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Tetapi kenapa masyarakat kita sampai saat ini belum bisa membedakan mana kosa kata yang baku dan mana kata yang tidak baku.
Kata “apotik” yang berada di spanduk itu seharusnya ditulis dengan kata “apotek”. Tetapi sikap remeh akan mutu lebih tebal dipikiran kita.
Sungguh memrihatinkan penyakit tuna bahasa pada kalangan masyarakat kita. Kita yakin dan percaya bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa akan berhasil juika didasari pengaruh akan tata nilai yang hidup dalam berbagai lapisan masyarakat.
Pada hakikatnya kesalahan-kesalahan di atas dapat diatasi apabila ada pembinaan yang intensif terhadap bangsa Indonesia dengan dilakukannya pengajaran maupun melalui pemasyarakatan. Agar semua masalah ini dapat diminimalisir kesalahannya.
Kesimpulannya pemerintah dan masyarakat harus mempunyai komitmen dalam membangun jiwa bahasa yang lebih bermutu di tanah air tercinta ini.

B. Ditinjau Dengan Segi Pengembangan Bahasa Indonesia
Yang dimaksud dnegan pengembangan ialah upaya meningkatkan mutu bahasa agar dapat dipakai untuk berbagai keperluan dalam kehidupan masyarkaat modern.
Upaya-upaya tersebut antara lain :
- Penelitian
- PEmbakuan
- Pemeliharaan

a. Penelitian
Setelah dikaji masalah kasus spanduk tersebut, jadi dapat diteleti apakah yang menyebabkan masyarakat Kota Medan sehingga tuna bahasa itu masih sangat kental di jiwa masyrakat kita.
1. Di Kota Medan diteliti dalam aspek bahasa agar dapat menigkatkan mutu bahasa Indonesia.
2. Penelitian dalam berbagai pemakaian bahasa agar di Kota Medan tidak terjadi lagi kesalahan dalam penulisan Bahasa Indonesia yang sebenarnya.
3. Penelitian dalam penggunaan kosa kata asing agar tidak terjadi lagi.

Kesalahan dan tujuan ini dilakukan untuk mencegah dampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Namun penelitian terhadap bahasa asing dimanfaatkan untuk memperkaya bahasa Indonesia.

b. Pembakuan
Masalah pembakuan bahasa Indonesia perlu diperhatikan dan digalakkan dalam pemakaian bahasa Indoensia yang sesuai dengan kaidah-kaidah agar masyarakat bisa mengetahui bagaimana seharusnya kata baku yang telah dipedomani.

Pembakuan bahasa Indonesia dapat dilakukan antara lain melalui penyusunan
a. Pedoman
b. Kamus Bahasa
c. Tata Bahasa
Hal ini harus digalakkan bagi masyarakat Kota Medan khususnya dikalangan pelajar agar bisa dijadikan teladan bagi masyarakat luas.

c. Pemeliharaan (Pelestarian)
Terkadang di kota sikap yang paling menonjol adalah sikap acuh tak acuh terhadap suatu hal kurang disiplin namun sikap ini harus segera dihindari karena sikap ini menghambat jiwa pembangunan.
Dalam pemeliharaan bahasa Indonesia disarankan untuk meningkatkan kemampuan berpikir yang tidak tuna bahasa dalam masyarakat luas khususnya di Kota Medan.
Kemampuan bahasa Indonesia dapat dijadikan sebagai alat komunikasi modern yang terbuka dan dinamis.
Kita sebagai kaum intelektual dapat melakukan pelestarian bahasa Indonesia berdasarkan perkembangan politik, ekonomi, sosialkultural dan konteks ekonomi.













BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Setelah menganalisis 4 kasus terhadap pemakaian bahasa di Kota Medan kesimpulannya masih sangat banyak dari masyarakat Kota Medan, yang belum mengetahui pemakaian-pemakaian bahasa Indonesia yang bermutu (sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah dipedomani).
Sikap-sikap yang anggap remeh dan merasa bahasa (produk) bangsa lain lebih bermutu dari pada bahasa Indonesia. Rasa “bergengsi” menggunakan bahasa asing ternyata lebih utama dari pada memakai bahasa Indonesia.


B. Saran
Dalam pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang sebenarnya, kita sebagai masyarakat luas khususnya di Kota Medan harus mengetahui pedoman ejaan yang disempurnakan menjauhi sikap-sikap yang menghambat jiwa pembangunan. Meningkatkan pengembangan dalam pembinaan bahasa Indonesia.










Daftar Pustaka


Tim Penulis Dekdikbud. 2001. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Yogyakarta : Pustaka Wijaya

Syahnan. 2009. Pembinaan dan Pemngembangan Bahasa Indonesia. Medan : UNIMED
























0 komentar: