Subscribe

Minggu, 19 Juli 2009

Memanfaatkan Imajinasi Membaca



Nama : SURYA HADIDI
E-mail : surya_hadidi@yahoo.com
Friendster : uya_so7@ymail.com
NB : Wajib tinggalkan pesan di halaman paling bawah
About Me






BAB I
PENDAHULUAN

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui.

Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding precesss), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (endcoding).
















BAB II
PEMBAHASAN

A. Memanfaatkan Imajinasi Ketika Membaca
Sesungguhnya, secara garis besar, potensi yang akan kita bincangkan di bab ini sudah kita rasakan. Potensi ini memang berkaitan dengan cara belajar yang menggunakan media visual. Hanya, visualisasi itu tidak dalam bentuk gambar yang konkret. Kita membayangkan menggunakan imajinasi dalam membaca.

Imajinasi adalah segala sesuatu yang pernah dialami. Imajinas: begitu merasuk ke dalam diri manusia, sampai-sampai banyak orang mengira mereka tidak memiliki imajinasi. Padahal, imajinasi adalah bagian penting dari persepsi manusia. Kesadaran anda tentang waktu, ruang, dan sejarah, tentang perencanaan hari esok, seluruhnya adalah produk imajinasi. Tanpa itu, akan menjadi sama tak pedulinya akan lingkungan seperti ikan tidak memedulikan air.

“Pengandaian” adalah cara yang baik untuk belajar mengarahkan imajinasi menuju tujuan yang diinginkan. Teknik ini menenangkan ego, dan permainan ide-ide yang dihasilkan ini akan menyebabkan lebih tenang lagi.

Andaikan semua buku yang ingin kita baca itu bagaikan “makanan” yang sangat kita sukai? Andaikan kalimat-kalimat awal yang kit abaca di sebuah buku tiba-tiba memberikan “kelezatan” luar biasa kepada kita tentang problematic hukum di Indonesia. Andaikan buku-buku tebal itu dapat membawa kita menuju misteri hidup yang tertinggi sekaligus menghadirkan kenikmatan hidup.

Cobalah gunakan imajinasi dengan bersenjatakan “andaikan” ketika membaca buku apa saja yang ingin dibaca. Cobalah membayangkan hal-hal yang luar biasa yang akan diperoleh ketika membaca buku.

Cobalah bayangkan diri seolah-olah dapat ikut terlibat di dalam setiap kata dan makna yang diciptakan seorang penulis, sehingga benar-benar dapat menghayati setiap detail pengalaman penulis yang dijabarkan dalam kata-kata yang terbatas.

Imajinasi yang kita bincangkan dengan berpijak pada cerita Michalko, seorang pakar kreativitas terkemuka yang mengkhususkan diri dalam menyelenggarakan lokakarya-lokakarya tentang berpikir kreatif dan seminar tentang kreativitas. Ada kemungkinan, imajinasi merupakan awal yang kita coba munculkan pada saat kita mulai membaca. Apabila kita membiasakan diri untuk bersiap diri memunculkan imajinasi pada saat mau membaca, bisa jadi, sedikit demi sedikit, kita terlatih untuk terus menggunakan imajinasi pada saat memasuki lembaran-lembaran halaman buku yang kita baca.

Belajar dari Michalko, betpa pentingnya bertanya. Betapa pentingnya untuk terus memiliki rasa curiosity (keinginantahuan) yang hebat ketika membaca buku. Pertanyaan segila dan seaneh apa pun pertanyaan asal pertanyaan itu ditujukan kepada diri kita sendiri–akan banyak membantu kita untuk memunculkan hal-hal yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Lebih lanjut, Michalko bercerita kepada kita : E. L. Doctorow menceritakan pernah mengalami hambatan menulis selama tiga bulan. Dia panik mencari ide. Suatu hari, dia menetap kosong kertas pelapis dinding dan bertanya-tanya tentang umur kertas itu, lalu tentang umur rumah itu. Dia memburu pikiran inidan menemukan bahwa rumahnya itu dibangun pada awal 1900-an. “Seandainya,” pikirnya, “saya dapat dikembalikan ke masa pada saat rumah ini dibangun.”

Dia membayangkan. Imajinasi membawanya kembali ke awal 1900-an dan dia memulai novel yang hebat. Ragtime, di mana dia menciptakan kembali dengan keotentikan yang mengagumkan tentang pemandangan, suara, aroma, dan emosi pada saat rumahnya dibangun. “Seandainya” telah menciptakan sebuah novel terlaris.

Docorow menemukan apa yang diketahui Einstein, yaitu bahwa segala sesuatu bisa terjadi ketika hanya dibatasi oleh imajinasi. Einstein mengembangkan beberapa teori awalnya dengan spekulasi.

Imajinasi diperlukan untuk memecahkan kalimat-kalimat yang memerlukan penggambaran atau visualisasi. Memang, beberapa buku yang terbit di masa kini sudah melengkapi apa yang dibawa oleh kalimat dengan mencantumkan sketsa, ikon, symbol, gambar yang semua ini sifatnya merangsang munculnya kekuatan imajinasi. Namun, masih ada buku yang di dalamnya berisi teks melulu.

Untuk itulah imajinasi masih sangat diperlukan dalam mengefektifkan pembacaan, terutama dalam memaknai gagasan yang disemburkan oleh para penulis.



















BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Imajinasi adalah segala sesuatu yang pernah dialami. Imajinas: begitu merasuk ke dalam diri manusia, sampai-sampai banyak orang mengira mereka tidak memiliki imajinasi. Imajinasi diperlukan untuk memecahkan kalimat-kalimat yang memerlukan penggambaran atau visualisasi. Untuk itulah imajinasi masih sangat diperlukan dalam mengefektifkan pembacaan, terutama dalam memaknai gagasan yang disemburkan oleh para penulis.




















Daftar Rujukan

Hernowo. 2005. Quantum Reading; cara cepat nan bermanfaat untuk merangsang
munculnya potensi membaca. Bandung: Mizan Learning Center



0 komentar: