Subscribe

Minggu, 19 Juli 2009

Memilih Bahan Bacaan



Nama : SURYA HADIDI
E-mail : surya_hadidi@yahoo.com
Friendster : uya_so7@ymail.com
NB : Wajib tinggalkan pesan di halaman paling bawah
About Me






BAB I
PENDAHULUAN

Memilih materi bacaan merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan guru. Materi bacaan yang memiliki daya tarik bagi siswa akan memotivasi siswa mambaca teks tersebut dengan sunguh-sungguh, yang selanjutnya akan menunjang pemahaman membaca siswa. Materi pelajaran yang mudah dipahami akan menjadi bahan bacan yang menarik untuk di bacanyaa lebih lanjut, akhirnya membaca merupakan kegiatan yang menyenangkan yang merupakan salah satu tujuan program membaca.
Bahan bacaan yang di pilah guru hendaknya diambil dari berbagai sumber, misalnya
a. buku teks
b. buku sastra anak-anak
c. majalah anak-anak
d. surat kabar
e. buku referensi
Memilih materi bacaan dari berbagai sumber selain dimaksudkan agar siswa memiliki wawasan yang luas, juga agar membaca menjadi kegiatan yang menyenangkan dan tidak membosankan.












BAB II
PEMBAHASAN

A. Buku Teks
Umumnya buku menawarkan berbagai gambaran spesifik yang membantu pembaca menemukan informasi yang dibutuhkan. Buku mempunyai format yang berbeda-beda. Pada umumnya buku di bagi menjadi dua jenis, yaitu fiksi dan nonfiksi. Fiksi ialah karangan yang isinya bersifat khayal (imajinatif), yaitu tidak merupakan kenyataan yang sebenarnya. Penulis menggambarkan berbagai segi kehidupan atau didasarkan pada peristiwa kehidupan yang sebenarnya berdasarkan khayalan penulis. Sedangkan nonfiksi ialah karangan yang isinya bukan khayalan, melainkan kenyataan yang sesungguhnya. Karangan-karangan ilmiah umumnya karangan nonfiksi, misalnya buku fisika, kimia, biologi, dan lain-lain.
Format kedua jenis buku itu tidak sama. Buku fiksi misalnya berbentuk naratif, sedangkan buku nonfiksi pada umumnya berbentuk ekspositori dan deskripsi. Di Indonesia buku teks umumnya dikemas menjadisuatu paket yang terdiri atas buku pelajaran yang diajarkan dikelas termasuk buku bahasa Indonesia. Buku teks sering digunakan guru sebagai satu-satunya sumber bacaan.
Pada umumnya sebuah buku teks terdiri dari bagian-bagian. Berdasarkan informasi yang terkandung di dalamnya, bagian-bagian sebuah buku dibagi tiga bagian besar, yaitu bagian yang berisi informasi atau permulaan atau bagian permulaan., bagian informasi pokok atau bagian pokok, dan bagian yang berisi informasi pelengkap atau bagian pelengkap.
Bagian permulaan dari buku pada umumnya paling kurang terfiri dari :
1. kulit luar: berisi judul buku, nama pengarang, kadang-kadang juga nama penerbit, dan tanda edisi.
2. Halaman judul khusus: berisi hanya judul buku saja.
3. Halaman tahun judul penerbitan: berisi tahun penerbitatan buku atau urutan. cetakan.
4. Halaman pernyataan terima kasih: berisi ucapan terima kasih kepada orang-orang yang menberikan bantuan atau masukan dalam proses penulisan buku.
5. Halaman daftar isi: berisi daftar isibuku beserta nomor halamannya.
6. Halama pengantar: pada umumnya berisi informasi yang merupakan pengantar isi buku.kadang-kadang ucapan terima kasih dimasukkan pada bagian ini.

B. Buku Sastra Anak-anak
Karya sastra adalah refleksi dari kehidupan. Manfaat karya sastra tersebut lebih banyak dibandingkan dengan jangkauan program membaca. Bloin, dkk. (1956) mengembangkan system pengklasifikasian khusus pada sasaran pandidikan. Pengklasifikasian itu mencakup bidang, yaitu sebagai berikut :
1. Kognitif, membahas tentang jenis-jenis belajar secara umum, termasuk konsep, prinsip, dan pemecahan masalah
2. Afektif, berhubungan dengan sikap dan nilai
3. psikomotorik, berhubungan dengan pengembangan ketajaman berpikir, koordinasi antara mata dan tangan, dan seterusnya
Ketiga bidang tersebut dapat dikembangkan melalui saatra anak-anak. Buku sastra anak-anak bisa mengembangkan bidang afektif(sikap) tentang kehidupan mereka sehari-hari. Dalam buku sastra anak-anak, dilukiskan berbagai aspek kehidupan anak umumnya buku sastra anak-anak, karakter (pelaku) utama mempunyai kondisi dan masalah kejiwaan yang sama seperti pembacanya. Seringkali pembaca merasa sangat dekat dengan karakter pelaku. Kadang anak-anak membayangkan salah satu pelaku dalam cerita tersebut sebagai dirinya sendiri.
Buku sastra anak-anak hendaknya dipilih yang berisi pengalaman tentang kehidupan anak-anak itu sendiri. Pengalaman tersebut antara lain pengalaman seni dan budaya.
Pengalaman di rumah, misalnya menceritakan tentang keluarga,binatang, dan benda-benda yang berada. Pengalaman tentang seni, misalnya berbicara tentang apresiasi seni dan musik, lagu, drama, dan film. Pengalaman masalah kehidupan, misalnya membicarakan tentang masakan dan makanan. Pengalaman masalah kehidupan juga bisa membicarakan tentang binatang piaraan atau tumbuh-tumbuhan.
Buku sastara anak-anak terutama ditujukan agar anak-anak bisa memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-harinya karena karya sastra, khususnya buku sastar merupakan gambaran kehidupan anak-anak sehari-hari pada umumnya, juga menggambrkan masalah dan solusi yang dihadapi anak-anak. Oleh sebab itu, guru harus bisa memilih buku cerita anak-anak yang akan didiskusikan anak-anak sehingga mereka bisa memberikan tanggapan tentang bagaimana pelaku cerita menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi.

C. Buku Referensi
Menurut Ellis, dkk. (1989) keterampilan menggunakan referensi bermanfaat bagi seseorang sepanjang hidup mereka, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Memperkuat dan memperluas keterampilan ini pada anak, merupakan hal yang berharga.
Keterampilan menggunakan referensi secara efektif mencakup hal-hal berikut :
1. mengenali urutan abjad,
2. menggunakan petunjuk dan cara menyusun entri dalam kamus atau ensiklopedi
3. menemukan entri dalam kamus atau ensiklopedi
Secara khusus penggunaan buku referensi seperti kamus, ensiklopedi dan atlas adalah sebagai berikut :
1. Kamus digunakan untuk menemukan cara melafalkan suatu kata terutama untuk kamus bahasa yang serumpun dengan bahasa inggris, serta memilih satu dari berbagai kemungkinan makna kata yang paling tepat dan sesuai dengan konteks.
2. Ensiklopedi diigunakan agar siswa mampu menggunakan lintas referensi serta menentukan bagian dari ensiklopedi yang berisi informasi yang dibutuhkan.
3. Atlas digunakan untuk menginterpretasi legenda peta, menginterpretasi skala peta, serta meletakkan arah dari peta


D. Majalah Anak-Anak
Majalah anak-anak bisa menjadi alternatif lain sebagai bahan bacaan di kelas. Majalah sebagai bahan bacaan mempunyai daya tarik tersendiri bagi anak-anak karena :
1. menarik secara visual
2. artikel-artikel disajikan dengan gaya bahasa yang menarik dam mudah dipahami
3. artikel-artikelnya edisi terbaru
4. berisi artikel-artikel pendek yang bisa dibaca sekali duduk
5. berisi cerita bergambar (komik)
6. berisi games dan teka-tteki yang menantang dan lucu
7. berisi cerita pendek atau cerita bersambung yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari anak-anak.
Sedangkan menurut Oslon, dkk. (1998) selain untuk rekreasi, majalah juga memfokuskan pada ilmu tertentu, seperti pengetahuan alam, pengetahuan sosial, seni , olagraga, dan lain-lain yang diajarkan di sekolah. Disamping itu, majalah banyak menyediakan anformasi actual yang mempunyai spesifikasi tertentu dan mempunyai kewenangan iuntuk menyampaikan suatu informasi. Apalagi dipilih dengan hati-hati, majalh bisa menjadi bagian yang integral dari belajar, khususnya pembelajaran membaca.

E. Surat Kabar
Surat kabar merupakan bahan bacaan yang efektif dalam pembelajaran membaca. Menurut Kossach & Sulivan (1989) surat kabar merupakan sumber bahan bacaan tambahan yang memungkinkan guru membawa komunitas bahasa kedalam kelas. Gaya bahasa dan organisasi tulisan surat kabar berbeda dengan buku atau majalah. Di samping itu, surat kabar merupakan bahan bacaan yang hidup untuk bidang studi pengetahuan social. Melalui surat kabar, siswa bisa belajar tentang sejarah hari ini (misalnya peristiwayang terjadi hari ini).
Burns, dkk. (1996) menjelaskan bahwa setiap rubric dalam surat kabar mempersyaratkan keterampilan membaca, yaitu sebagai berikut :
1. Rubric cerita untuk mengidentifikasi gagasan utama dan detail pendukung ( siapa, apa, mengapa, dan bagaimana ), menentukan urutan, mengenal hubungan sebab akibat, dan menarik kesimpulan.
2. Rubrik editorial untuk membedakan antara fakta dan opini, menemukan sudut pandang penulis, mendeteksi kebiasaan penulis, dan teknik propaganda.
3. Rubrik komik untuk menginterpretasi bahasa figuratuf, ekspresi idiom, mengenal urutan peristiwa, menarik kesimpulan, mendeteksi hubungan sebab-akibat, dan membuat prediksi.
4. Rubrik iklan untuk mendeteksi propaganda, menarik kesimpulan, membedakan antara fakta dan opini.
5. Rubrik hiburan, misalnya untuk membaca jadwal tayangan televise dan sebagainya.
Beberapa kegiatan membaca bisa dilakukan dengan menggunakan surat kabar sebagai bahan bacaan.






















DAFTAR PUSTAKA

Rahim, Farida. 2005. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta:PT. Bumi Aksara










0 komentar: