Subscribe

Minggu, 19 Juli 2009

Tekhnik Membaca Cepat



Nama : SURYA HADIDI
E-mail : surya_hadidi@yahoo.com
Friendster : uya_so7@ymail.com
NB : Wajib tinggalkan pesan di halaman paling bawah
About Me






BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata / bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodson 1960 : 43-44).

Membaca cepat adalah membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahamannya. Biasanya kecepatan itu dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan, dan bahan bacaan. Artinya, seorang pembaca yang baik, tidak menerapkan kecepatan membacanya secara konstan di berbagai cuaca dan keadaan membacanya. Penerapan kemampuan membaca cepat itu disesuaikan dengan tujuan membacanya, aspek bacaan yang digali (keperluan) dan berat ringannya bahan bacaan (Tampubolon, 1990). Membaca cepat bukan berarti asal membaca cepat saja, sehingga setelah selesai membaca tidak ada yang diingat dan dipahami. Dua hal pokok yang harus diperhatikan ketika membaca cepat adalah tingkat kecepatan dan presentase pemahaman bacaan yang tinggi.











BAB II
LAPORAN PENELITIAN


A. Pengertian Membaca Cepat
Membaca cepat dan efektif bukan berarti asal membaca cepat saja, sehingga begitu selesai membaca tidak ada yang diingat dan dipahami. Dua hal pokok yang harus dicamkan dalam membaca cepat adalah tingkat kecepatan dan persentase pemahaman bacaan yang tinggi.

Membaca cepat adalah kecakapan membaca dan memahami teks dalam tingkatan tinggi. Anda dikatakan sebagai pembaca cepat yang baik bila mampu mengatur irama kecepatan membaca sesuai dengan tujuan, kebutuhan, dan keadaan bahan yang dibaca, serta dapat menjawab sekurang-kurangnya 60 persen dari bahan yang dibaca. Untuk tingkat pemula, kecepatan membaca diharapkan dapat mencapai 120-150 kpm (kata per menit). Kecepatan tersebut diupayakan terus meningkat seiring dengan latihan membaca cepat yang dilakukan. Kecepatan membaca yang dilakukan pasti tidak monoton/konstan. Artinya, pada saat membaca bagian yang tidak diperlukan kecepatan harus terus melaju tetapi pada bagian yang dibutuhkan kecepatan membaca dikurangi.

Kecepatan membaca harus diimbangi dengan pemahaman terhadap bacaan tersebut. Sebagai pembaca yang efektif dan kritis harus mampu menemukan bagian penting dari bahan bacaan tersebut secara cepat. Dan sebaliknya, harus membiarkan, bahkan melewati bagian yang kurang penting bila memang tidak diperlukan.



B. Mengukur Kecepatan Efektif Membaca
Pengukuran kecepatan efektif membaca adalah mengukur kedua aspek tersebut, yaitu dengan cara berikut ini :

a. Mengukur kecepatan membaca (KM) dengan cara menghitung jumlah kata yang terbaca tiap menit. Prosesnya yaitu :

KM = Jumlah kata yang dibaca x 60 detik
Jumlah waktu (menit)

b. Pemahaman isi bacaan (PI) secara keseluruhan dengan cara menghitung persentase skor jawaban yang benar atas skor jawaban ideal dari pertanyaan-pertanyaan tes pemahaman bacaan. Prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut.

PI = Skor jawaban yang benar x 100%
Skor jawaban ideal




Sebagai pembanding dengan melihat table di bawah ini yang menjelaskan perbandingan antara kecepatan membaca dan kemampuan menyerap isi bacaan berikut penilaian kemampuan membaca.



Jumlah kata/menit Pemahaman Isi Profil Pembaca
110 kata/menit 50 persen Kemampuan kurang
240 kata/menit 60 persen Kemampuan rata-rata
400 kata/menit 80 persen Kemampuan baik
1000 kata/menit 85 persen Sempurna








C. Hasil Penelitian

a. Tabel
Tabel berikut berisikan hasil yang diperoleh oleh para siswa kelas VIII SMP Swasta Mulia Pratama Medan terhadap suatu teks dari bahan bacaan yang telah kami ujikan kepada siswa pada sekolah tersebut.
Daftar nilai sebagai berikut :

No Nama PI WAKTU(s) KM KEMAMPUAN BACA
1 Reza Taufik 80% 140 107 KURANG
2 Nurhayati 50% 100 150 KURANG
3 Febri Antonius Barus 60% 160 94 KURANG
4 Dewi Ariyani 70% 120 125 KURANG
5 Amsal Hutagaul 90% 150 100 KURANG
6 Atman Jeremian Barus 60% 110 136 KURANG
7 Lia Silviana 70% 150 100 KURANG
8 Sri Fuji 70% 170 88 KURANG
9 Rudi Keke Manik 80% 180 83 KURANG
10 Adi Syahputra 70% 160 94 KURANG
11 Muhammad Azri 60% 135 111 KURANG
12 Nurdiansyah 70% 110 136 KURANG
13 Agus Budi Utama 60% 90 116 KURANG
14 Ade Prayogi 60% 120 125 KURANG
15 Muhammad Sunaryo 50% 150 100 KURANG
16 Anita 60% 130 115 KURANG
17 Mawardah 70% 120 125 KURANG
18 Feri Idamansyah 70% 150 100 KURANG
19 Bayu Pratama 70% 120 125 KURANG
20 Tri Widya Sari 90% 170 89 KURANG





JUMLAH KATA = 250 Kata

Rumus :

PI = Jumlah jawaban yang benar x 100%
Skor jawaban yang ideal


KM = Jumlah kata yang dibaca x 60 detik
Jumlah waktu























BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah kami melakukan penelitian mengenai keterbacaan suatu teks becaan untuk siswa sekolah menengah yang kami uji keterbacaannya yaitu teks bacaan atau wacana “Kerang Hijau Selamatkan Hidup Warga Kali Baru” yang kami ambil dari buku teks bacaan Bahasa Indonesia siswa sekolah menengah pertama dan diujikan pada siswa kelas VIII SMP Swasta Mulia Pratama Medan, kami dapat menyimpulkan.
1. Teks “Kerang Hijau Selamatkan Hidup Warga Kali Baru” tersebut mendapat penilaian sebagai teks bacaan yang sulit dipahami siswa.


B. SARAN
Setelah meneliti dan mendapatkan kesimpulan dari penelitian keterbacaan suatu teks bacaan siswa sekolah menengah. Kami menyarankan adanya minat yang lebih dari siswa untuk lebih sering dan sedapat mungkin meningkatkan penguasaan untuk dapat membaca dan memahami suatu teks dengan baik dan sempurna, sehingga dengan mudah dapat mengerti dan melakukan proses pembelajaran dengan mudah dan tanpa halangan, terlebih pada penguasaan kata – kata yang sukar dan jarang di dengar.












DAFTAR PUSTAKA

Tukan, Paulus 2005. Mahir Berbahasa Indonesia 1B. Bogor: Yudhistira
Tarigan, Henry Guntur. 1985b. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa




























Nama :
Kelas :

Kerang Hijau Selamatkan Hidup Warga Kali Baru

Matahari pagi belum juga menampakkan diri. Cuaca tampak bersahabat. Pada salah satu rumah di kelurahan Kali Baru, Cilincing, Jakarta Utara, Bejo (57 tahun) bersama beberapa orang rekannya tengah sibuk berkemas, menyiapkan segala sesuatu keperluan untuk memanen kerang hijau di laut.
Dengan menggunakan beberapa keranjang, pahat, selang, masker, dan sedikit bekal makanan dan minuman serta rokok, Bejo dan beberapa rekannya turun ke laut. Hampir setiqap warga RT 10/04 Kelurahan Kali Baru itu melakukannya. Mereka selesai pada pukul 13.00 WIB.
Kerang hijau, hewan yang biasanya menempel di dinding-dinding batu karang dan batu-batuan di pantai, memang telah menjadi gantungan hidup Bejo selama hampir 10 tahun. Tekadnya yang membaja serta kemauan kerja kerasnya yang tak kunjung lelah membuat para laki-laki tua ini terus bertahan membudidayakan kerang hijau. Ia hanya dengan menggunakan sebuah rakit yang terbuat dari bamboo untuk mendukung kerjanya.
Menurut Bejo, kerang hijau dapat dengan cepat berkembang biak di rakit-rakit bamboo yang berlumut. Ia semula nelayan. Akan tetapi, itu 10 tahun yang lalu. Ia lebih akrab dengan budidaya kerang hijau.
Bejo kini hidup berkecukupan. Akan tetapi, itu setelah ia puluhan tahun bergelut dengan air laut. Jika hasil panen kerang hijau melimpah ruah, ia bisa merekrut tenaga kerja, bahkan sampai 30 orang guna membantunya bertugas membersihkan kerang hijau tersebut.
Setiap pekerja yang membersihkan seember ukuran sedang. Bejo memberi upah Rp 5.000. Kerang hijau yang telah dibersihkan kemudian direbus. Setelah itu dijual ke tempat pelelangan pasar ikan seharga Rp 3.000 per kilogram. “Kadang pembeli juga dating langsung ke rumah,” ujar Bejo. Ia menjual dengan harga Rp 2.000 per kilogram jika pembeli datang langsung dan membeli partai besar. Partai besar 50 kg ke atas.

Pertanyaan dari Bahan yang Dibaca


1. Berapa tahun umur Bejo
a. 56 Tahun
b. 57 Tahun
c. 58 Tahun
d. 59 Tahun


2. Dengan menggunakan alat apa Bejo ke laut
a. Keranjang, pahat, selang dan masker
b. Cangkul
c. Pancingan
d. Palu, Gergaji, dan Paku


3. Dimana kerang hijau menempel
a. Di dinding batu karang dan batuan di pantai
b. Di dasar laut
c. Di permukaan air laut
d. Di tepian sungai


4. Dimanakah berkembang biaknya kerang hijau
a. Di dasar laut
b. Di tepian sungai
c. Di rakit-rakit bambu yang berlumut
d. Di tepian pantai


5. Pukul berapa para pekerja kerang hijau selesai
a. 14.00 WIB
b. 13.00 WIB
c. 12.00 WIB
d. 11.00 WIB


6. Dengan menggunakan apa Bejo untuk mendukung kerjanya
a. Sebuah rakit yang terbuat dari bambu
b. Sebuah parang dan pisau
c. Sebuah cangkul
d. Sebuah kayu


7. Berapa tahun Bejo membudidayakan kerang hijau
a. 8 tahun
b. 7 tahun
c. 9 tahun
d. 10 tahun


8. Jika panen berapa tenaga kerja direkrut untuk membantunya memanen
a. 40 orang
b. 30 orang
c. 50 orang
d. 60 orang

9. Berapa upah pekerja bila membersihkan seember ukuran sedang kerang hijau
a. Rp 5.000
b. Rp 4.000
c. Rp 6.000
d. Rp 7.000

10. Berapa harga kerang hijau dijual di pasar ikan
a. Rp 5.000 per kilogram
b. Rp 3.000 per kilogram
c. Rp 4.000 per kilogram
d. Rp 6.000 per kilogram





0 komentar: